SUKABUMIUPDATE.com - Intensitas pergerakan tanah di lokasi bencana Kampung Ciherang Desa Cijangkar Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, makin tinggi dan mengerikan. Hari ini, Kamis (11/2/2021) rumah Safarudin di RT 01/02 ambruk dan rata dengan tanah karena berada di jalur pergerakan yang terus terjadi.
Pusat pengendalian operasi (Pusdalops), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menerima laporan jika rumah keluarga Safarudin ambruk pukul 07.00 WIB. Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut, karena Safarudin dan keluarganya sudah mengungsi ke posko pengungsian sejak bencana ini mulai terdeteksi sebulan lalu.
"Rumahnya berada di jalur retakan tanah, di lokasi tersebut dalam dua pekan penurunan tanah terjadi hingga lebih dari satu meter. Salah satu lokasi jalur retakan paling rawan di Kampung Ciherang," jelas koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna kepada sukabumiupdate.com.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat 168 jiwa warga Kampung Ciherang Sukabumi mengungsi akibat pergerakan tanah tersebut. Pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah menetapkan bencana Ciherang dengan status tanggap darurat.
Baca Juga :
Puluhan rumah rusak dan puluhan lainnya terancam dan harus dikosongkan karena berada di zona merah rawan pergerakan tanah dan ancaman longsor. Pemerintah Desa bersama pemda, tengah menyusun rencana relokasi warga terdampak kampung Ciherang ke kawasan aman dan pembangunan hunian sementara.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.