SUKABUMIUPDATE.com - Rencana pembangunan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Jawa Barat di tahun 2021 berfokus pada lima sektor. Selain wisata yang menjadi potensi unggulan, ada juga sektor pertanian, peternakan, perikanan yang akan dikembangkan secara simultan, salah satunya yang akan diluncurkan tahun ini adalah beras Ciracap.
Kecamatan Ciracap adalah salah satu yang wilayah yang menjadi pusat kunjungan wisata di pesisir selatan Kabupaten Sukabumi. Namanya memang kalah terkenal dibandingkan Ujung Genteng dan Pangumbahan kawasan konservasi penyu hijau, dua pantai wisata yang berada di Kecamatan Ciracap.
Ciracap memiliki potensi eksotisme alam, baik gunung sungai dan pantai. Ini menjadi aset utama Ciracap menatap masa depan. menata keindahan alamnya menjadi fokus pembangunan baik oleh pemerintah maupun swasta dan masyarakat.
Sebelumnya bicara rencana pembangunan, data mencatat Kecamatan Ciracap memiliki luas 16.802 hektar. Terdiri dari tanah sawah 4.379,7 hektar, tanah daratan 12.422,3 hektar dan hutan negara 420 hektar.
Kecamatan Ciracap memiliki 8 desa yang saling mendukung untuk terwujudnya rencana pengembangan kawasan, yakni Desa Ciracap, Desa Pasirpanjang, Desa Purwasedar, Desa Mekarsari, Desa Cikangkung, Desa Gunungbatu, Desa Ujunggenteng, serta Desa Pangumbahan.
Berada di dataran dan lereng atau punggung bukit. Posisi wilayah Kecamatan Ciracap berbatasan sebelah utara dengan Kecamatan Waluran, sebelah selatan dengan Samudra Indonesia, sebelah timur Kecamatan Surade, dan sebelah barat Kecamatan Ciemas.
Gerbang kantor Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi
Jarak Cicarap ke ibukota Kabupaten Sukabumi 75 kilometer, dan 216 kilometer dari ibukota provinsi di Bandung, serta 232 kilometer dari ibukota negara di Jakarta. Adapun jumlah penduduk dari hasil sensus penduduk tahun 2017, ada 52.097 jiwa, terdiri dari laki laki 25.788 jiwa, serta perempuan sebanyak 26.309 jiwa.
"Saat ini, Kecamatan Ciracap masuk dalam kawasan Geopark Ciletuh - Palabuhanratu," kata Camat Ciracap, Deden Sumpena kepada sukabumiupdate.com, Rabu tanggal 20 Januari 2021 kemarin.
BACA JUGA: 2.000 Hektar Lahan di Ciracap Sukabumi Ditanami Kedelai
Status ini membuat ciracap harus berbenah, karena sejumlah spot penting GCP yang sudah diakui oleh Unesco ini berada di wilayah Kecamatan Ciracap. "Bukan hanya pantai yang sudah Ujunggenteng, konservasi penyu Pantai Pangumbahan, masih banyak potensi wisata yang harus ditata bersama khususnya oleh penggerak di desa masing masing," tegasnya.
Ada Pantai Taman Pandan di Desa Cikangkung, Leuwi Kenit di Desa Pasirpanjang yang sudah berjalan, Sungai Cibulaklak dan spot mancing Muara Cikarang, Pantai Batu Panganten di Desa Purwasedar, agro wisata Cikukulu di Desa Ciracap, serta Bukit Teletubbies di Ujunggenteng.
BACA JUGA: Giliran Muara Cipamunguan di Ciracap Sukabumi Ditanami Mangrove
"Kita rencananya akan membuat gerai pusat jajanan, ole-ole serta cinderamata khas Ciracap. Kita punya sejumlah kuliner yang akan dikembangkan seperti peyeum ketan dan bakakak ayam," lanjut Deden Sumpena.
Selain itu, pelatihan dan pembinaan sumber daya manusia menuju industri kepariwisataan juga akan terus dilakukan. Ini menjadi poin penting membangun SDM lokal agar siap memanfaatkan keindahan alat untuk kelestarian dan kesejahteraan bersama.
Wilayah Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi (googlemaps)
Selain wisata, lanjut Deden selama ini Ciracap juga merupakan penghasil utama padi sawah. Juga ada sentra bawang merah, semangka, serta gula merah kelapa. Potensi ini harus dijaga dan dikembangkan agar tidak tersingkir dengan visi pariwisata, diharapkan bisa beriringan dan sejalan.
"Kami juga punya sektor perikanan air tawar tambak udang, sentra ternak unggas dan domba, yang diharapkan bisa berkembang lebih pesat, saat fasilitas penunjang kita benahi dan perkuat," beber Deden.
Tahun 2021 ungkap Deden, ada program pengembangan produk hasil pertanian terutama padi. Pemerintah daerah akan memproduksi kemasan beras dengan branding beras Ciracap. "Selama ini beras Ciracap banyak dikirim ke Cianjur dan Karawang. Ini sebuah program unggulan," tegasnya.
Untuk merealisasi program ini, sarana dan prasarana sudah dipersiapkan dengan intervensi anggaran dari P3K (Program Peningkatan Partisipasi Kecamatan). "Kami coba bantu benih agar ada keseragaman berasnya, kemasan, penggilingan serta pemasaran, begitupun dengan sarana yang akan diintervensi dengan APBD provinsi dan APBN, seperti infrastruktur jalan dan pengairan," jelas Deden.
Tak hanya itu, bidang sosial budaya rencananya akan ada pementasan kebudayaan terutama seni tradisional yang sudah berjalan selama ini seperti kuda lumping, tari cepet, pencak silat, wayang golek, jaipong, angklung, serta buncis. "Kami juga dorong kesenian tradisional lainnya yang sedang dikembangkan di masing masing desa," pungkasnya.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.