SUKABUMIUPDATE.com - Tidur Topik (24 tahun) tak lelap saat hujan deras mengguyur pada saat malam. Ia cemas rumah yang dijadikan tempat tinggal bersama istri dan anaknya itu tiba-tiba saja ambruk.
Rumah Topik di Kampung Citamiang RT 06/05, Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi itu memang sudah mengkhawatirkan. Ukurannya hanya 4X6 meter yang dinding bilik dan kayu rangka rumahnya sudah lapuk. Bahkan bagian dapur kini sudah tidak dapat digunakan sama sekali karena rusak.
BACA JUGA: Dihuni Yatim dan Lansia, Rutilahu di Nyalindung Sukabumi Dibongkar untuk Diperbaiki
Di Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) itu Topik tinggal bersama istrinya Ratih (24 tahun) dan seorang anak laki laki Rafik (7 tahun). "Saat kondisi hujan disertai angin kencang selalu was was tidak bisa tidur, takut ambruk," kata Topik kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (26/12/2020).
Rumah tersebut sudah lama berdiri 12 tahun, maka tak heran materialnya banyak yang sudah tidak layak. Topik bukan tidak ingin memperbaikinya tapi karena kondisi ekonomi yang terbatas. Untuk makan sehari-hari pun mengandalkan dari kerja di sawah dengan upah harian Rp 40 ribu.
BACA JUGA: Mereka Bergotong-royong Perbaiki Rumah Reyot Milik Buruh Sadap di Sukabumi
"Itupun kalau ada yang menyuruh ke istri atau saya sendiri," jelasnya.
"Dulu mah nyadap air nira pohon kelapa [untuk bahan] membuat gula merah, sekarang libur sudah tiga bulan karena faktor cuaca," lirihnya.
Saat hujan turun, Topik dan istrinya sibuk menampung air yang bocor dari atap. Keluarga ini pun tidur di ruangan tengah yang masih bisa digunakan, sebab ruangan lain dari rumah tersebut sudah tidak nyaman untuk ditempati. "Untuk bantuan, alhamdulillah pertama dapat Kwh gratis dari PLN, ada juga PKH dan kemarin dapat UMKM, " terangnya.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.