SUKABUMIUPDATE.com - Selain di Desa Tegalbuleud, ratusan hektar lahan pertanian di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi juga terendam air dari luapan Sungai Ciparanje. Tak hanya itu, luapan air tersebut juga merendam tiga kampung.
Sungai Ciparanje diduga tidak mampu menampung debit air akibat hujan yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari. Akibatnya, sekitar 300 hektar lahan pertanian berupa persawahan yang baru saja ditanam terendam air. Bahkan banjir musiman atau biasa disebut banjir denuh ini juga mengancam permukiman.
"Sekitar 300 hektar sawah yang baru ditanam saat ini terendam luapan air Sungai Ciparanje," ujar P2BK Tegalbuleud Dedi Rukmana kepada sukabumiupdate.com, Selasa (17/11/2020).
Kondisi tersebut sudah berlangsung selama hampir tiga hari, sambung Dedi, terutama di Kampung Sukamaju Desa Buniasih dan Balekambang serta Rancajawa Desa Tegalbuleud. Hujan yang dimulai pada hari Minggu (15/11/2020) ini mengakibatkan banjir dengan kedalaman air mencapai sekitar satu meter. Namun saat ini air mulai surut dan hanya mencapai 50 sentimeter lebih.
BACA JUGA: Ini Bukan Danau Tapi Lahan Pertanian di Tegalbuleud Sukabumi yang Terendam Luapan Dua Sungai
Banjir musiman atau banjir denuh di wilayah Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.
Dalam informasi yang dihimpun, di Kampung Rancajawa ada sekitar 15 rumah dan di Kampung Sukamaju sekitar 50 rumah. Sementara di Kampung Balekambang sendiri hanya merendam areal persawahan karena jauh dari permukiman.
"Selain lahan pertanian, juga akses jalan desa Citapen masih tergenang air," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, ribuan hektar lahan persawahan di Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi terendam air. Air tersebut datang dari luapan Sungai Cibuni dan Sungai Ciparanje.
Salah seorang warga, Saep (45 tahun) mengatakan, areal persawahan itu telah terendam sejak beberapa hari yang lalu karena instensitas hujan yang tinggi sehingga menyebabkan arus sungai meluap. "Sudah empat malam. Ribuan hektar di wilayah Tegalbuleud," kata Saep kepada sukabumiupdate.com, Selasa (17/11/2020).
Saep menuturkan, bila sawah itu terendam hingga sepekan maka akan hancur dan harus kembali ditanam. Hal itu tentunya membuat biaya yang dikeluarkan menjadi berkali lipat. Diketahui bahwa areal persawahan yang terendam tersebut berada di Kampung Datarnangka, Citamiang, dan Ciogong Desa Tegalbuleud.
"Kadang kalau satu minggu udah basi total lagi, mulai menanam lagi. Kalau ada sisa benih ditanamkan," jelasnya.
Ingat pesan ibu:
Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.