SUKABUMIUPDATE.com - DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi menerima pengaduan dari seorang suami bernama Ujang Somantri yang hilang kontak dengan istrinya bernama Ratih. Ujang hilang kontak dengan Ratih setelah istirnya itu menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Riyadh Arab Saudi. Ujang mengaku hilang kontak sejak 10 tahun yang lalu.
Ketua DPC SBMI Sukabumi Jejen Nurjanah mengatakan, ia menerima pengaduan dari Ujang bahwa istrinya tersebut berangkat menjadi PMI ke Arab Saudi pada tahun 2007. Saat itu, Ratih berangkat menggunakan nama Lilis karena tertukar dokumen pada saat keberangkatan. Pasangan suami istri ini merupakan warga Sukalarang Kabupaten Sukabumi.
Jejen berujar, Ujang mengaku masih berkomunikasi dengan istrinya pada tiga tahun pertama istrinya menjadi PMI di Arab Saudi. Dengan kata lain, hingga sekitar tahun 2010 US masih berkomunikasi dengan Ratih.
BACA JUGA: Viral TKW Asal Cisaat Sukabumi Babak Belur di Arab Saudi, Ini Kata SBMI
"Kemarin suaminya sudah datang ke kantor kami. Sudah diwawancara oleh kami. Tinggal menunggu hasil wawancara di sana. Semuanya sudah lengkap tinggal tahap kedua," kata Jejen kepada sukabumiupdate.com, Selasa (10/11/2020). Sebelumnya kabar ini viral di media sosial Facebook.
Jejen menuturkan, pihaknya telah melakukan wawancara dengan keluarga Ratih yang tidak lain adalah suaminya sendiri. Sehingga, tahap selanjutnya adalah menunggu hasil wawancara SBMI Riyadh dengan Ratih. Hasil wawancara tersebut nantinya dikirim ke Sukabumi untuk dijadikan dasar pembuatan kronologi dan tuntutan pemulangan Ratih dari Arab Saudi.
Keluarga Ratih saat melakukan pengaduan ke DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi. Sumber foto: Dok. DPC SBMI Sukabumi
"Nanti hasil interview di sana dikirim ke sini kita buat pengaduan dan kronologi untuk mengajukan tuntutan pemulangan dan semua haknya agar terpenuhi," ucapnya. "Punya anak dua diurus suaminya. Proses pemulangan kita mau kerjasama dengan pemerintah daerah," tambah Jejen.
BACA JUGA: Hilang 9 Tahun di Suriah, Dewi Puspita TKI Asal Cisaat Ditemukan Selamat
Sementara itu, Pengurus Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Riyadh Agus Gia menyebut, pihaknya tengah melakukan pengenalan dengan Ratih sebelum proses wawancara dilakukan.
"Baru tahap awal perkenalan dulu. Ratih kondisi baik-baik aja tidak ada permasalahan," ungkap Agus.
Agus mengatakan, Ratih selama menjadi PMI di Arab Saudi menerima upah secara lancar, meskipun nominalnya di bawah standar upah asisten rumah tangga di sana. Agus menyebut, standar upah asisten rumah tangga di Arab Saudi adalah 1.200-1.300 real, sementara Ratih hanya menerima 600 real.
"Iya itu yang sudah lapor diri memperbaiki kontrak dengan KBRI Riyadh si majikan. Ratih masih nerima 600 real per bulan ada kemungkinan majikannya belum memperbaiki paspor dan kontrak kerja baru. Upah Ratih memang belum dikirimkan ke keluarganya selama bekerja," jelas Agus. "Saya belum final wawancara dengan beliau karena baru tahap awal, belum punya catatan kronologinya," pungkas Agus.
Ingat pesan ibu:
Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.