Pembantaian Harun Kabir dan Pejuang Sukabumi (1945-1950), Belanda Tawarkan Kompensasi

Rabu 21 Oktober 2020, 14:20 WIB

SUKABUMIUPDATE.com – Pengadilan Belanda memutuskan pemerintahnya bersalah dan harus memberikan kompensasi pada anak-anak pejuang dan rakyat Indonesia, korban pembantaian pasca kemerdekaan Republik Indonesia periode tahun 1945 -1950. Selain aksi kejam westerling di Sulawesi, di Sukabumi pun tak sedikit pejuang dan rakyat yang “dibantai” serdadu belanda pada periode tersebut, salah satunya Kapten Harun Kabir yang dieksekusi tentara belanda di depan istri dan anak-anaknya.

Dalam kesepakatan penyelesaian kasus lewat persidangan yang berlangsung panjang, pemerintah Belanda menjanjikan dana kompensasi sebesar sekitar 5 ribu euro atau sekitar Rp87 juta. Dana ini diberikan kepada setiap orang yang memiliki klaim kredibel terhadap pembunuhan atau eksekusi terhadap ayah mereka oleh tentara Belanda.

Perang kemerdekaan Indonesia berlangsung sejak berakhirnya Perang Dunia II pada 1945 dan berakhir pada Desember 1949. Saat itu, pemerintah kerajaan Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.

Tahun 2019 silam,Pengadilan Belanda menyatakan tentara Belanda mengeksekusi musuh tanpa melewati proses pengadilan apapun. Pengadilan juga menyatakan tentara Belanda menyiksa tahanan selama proses interogasi.

“Pengadilan juga menolak klaim pemerintah Belanda bahwa tindakannya di negara bekas koloninya itu terjadi pada waktu yang telah lama terjadi untuk bisa dimintai pertanggung-jawaban,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 19 Oktober 2020.

Aksi brutal tentara belanda pada masa itu juga menyisahkan duka bagi warga Sukabumi.Pegiat sejarah di Sukabumi, Irman Firmansyah menyebut tidak kurang dari 200 warga Sukabumi menjadi korban keganasan tentara belanda pada masa pendudukan tersebut. Salah satu kisah yang menonjol adalah Kapten Harun Kabir yang dieksekusi mati (ditembak) di depan istri dan anak-anaknya.

Harun Kabir dan sang istri, Raden Ayu Soekrati (dokumen keluarga besar Harun Kabir/facebook)

“Di Sukabumi pada masa pendudukan, para pejuang yang tidak ikut hijrah ke Yogya dan Jawa Tengah ditangkap dan dipenjara Van Delden di Gunung Puyuh Sukabumi kemudian baru dikirim ke Takokak Cianjur untuk diseksekusi tanpa pengadilan, dihabisi secara massal,” jelas Irman kepada sukabumiupdate.com, Rabu (21/10/2020).

“Termasuk Harun Kabir yang makamnya saat ini ada di TPU Ciandam. Harun Kabir ditembak depan anak istrinya,” sambung ketua yayasan Dapuran Kipahare ini lebih jauh.

Angka tersebut (200 orang) lanjut Irman belum menunjukkan fakta sebernanya korban agresi militer Belanda pada periode tahun 1945 -1950. “Kuburan di Takokak cukup banyak yang belum terekspose, di Pasir Tulang, Puncak Bungah, Cikaeung, Ciwangi, entah sudah diangkat atau masih terkubur. Perkiraan sih 200 orangan, belum yang tidak terdata,” ungkapnya.

Saat agresi besar-besaran tentara belanda, pejuang republik yang berada di Sukabumi awalnya bergerser ke Nyalindung. Lewat perejanjian Renville para pejuang kemudian diminta masuk ke wilayah Republik yaitu ke Yogyakarta dan Jawa Tengah. 

“Sukabumi saat itu sudah diduduki Belanda,” tambah Irman.

Selain kisah duka Harun Kabir, masa itu juga muncul nama-nama pejuang Sukabumi lainnya yang bernasib sama dieksekusi oleh belanda tanpa proses pengadilan. Saat itu menurut Irman, tidak semua pejuang mau hijrah, bahkan konon Jendral Soedirman melalui Letkol Soetoko minta ada mobilisasi pejuang untuk tetap berada di area perjuangan termasuk Sukabumi. 

Nisan makam Harun Kabir di TPU Ciandam Kota Sukabumi. (foto: Helmi Adam/facebook) 

“Muncul Brigade Citarum yang kemudian hari jadi laskar Bambu Runcing di Sukabumi yang dipimpin Tjetje Subrata. Para pejuang ini terus mengganggu Belanda meski secara resmi Pasukan Siliwangi sudah hijrah keluar dari Jawa Barat,” ungkapnya.

Aksi-aksi ini menjadi alasan Belanda memburu menangkap dan menyiksa hingga kemudian ditembak massal. “Belanda menggunakan intel nefis dan ow (ondernrming wacht) untuk melacak keberadaan para pejuang,” pungkas Irman.

Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling
Sukabumi21 November 2024, 18:46 WIB

Kesurupan Massal Ratusan Karyawan PT GSI Cikembar Sukabumi

Peristiwa kesurupan massal menggemparkan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Kamis (21/11/2024) pagi. Ratusan karyawan di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Ratusan karyawan GSI Cikembar Sukabumi kesurupan massal | Foto : Istimewa
Entertainment21 November 2024, 18:30 WIB

Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta

Girl grup asal YG Entertainment, 2NE1 akan menggelar konser di Indonesia bertajuk WELCOME BACK selama dua hari, pada 22 dan 23 November 2024 di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta.
Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta(Sumber : Instagram/@_minzy_mz)
Life21 November 2024, 18:00 WIB

Doa Selamat Perjalanan, Amalkan Saat Bepergian Keluar Rumah Agar Selamat Sampai Tujuan

Dengan membaca doa selamat perjalanan, kita memohon perlindungan Allah dari segala macam bahaya dan kesulitan yang mungkin kita hadapi selama aktivitas di luar rumah.
Bacaan Doa Selamat Perjalanan, Yuk Amalkan Sebelum Pergi Untuk Beraktivitas (Sumber : Freepik.com /@fanjianhua).