SUKABUMIUPDATE.com - Petugas Puskesmas Bojonggenteng melakukan sosialisasi mengenai Covid-19 kepada warga Kampung Pamatutan, Desa Bojonggenteng, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jumat (25/9/2020). Sosialisasi yang dihadiri Kades dan camat ini dilakukan untuk meredam kepanikan warga setelah adanya seorang pria berusia 51 tahun di kampung tersebut positif Covid-19.
Helmi Mahesa, petugas bidang Promosi Kesehatan di Puskesmas Bojonggenteng mengatakan yang disampaikan dalam sosialisasi ini pertama pengertian Covid-19, tanda dan gejala serta proses penularan dan upaya penanggulangannya. Menurut Helmi ketika masyarakat paham maka tidak ada kepanikan.
BACA JUGA: Warga Sukabumi Dimakamkan Dengan Protokol Covid-19, Ini Kata Camat Parakansalak
"Warga mengalami kecemasan, panik, khawatir kalau ada yang positif virusnya bisa menular ke yang lain. Karena melihat dari pemberitaan yang ya menularnya cepat, cuma ketemu saja bisa menularkan. Makanya kita jelaskan ke warga dan Alhamdulillah semuanya paham. Warga pun siap bergotongroyong membantu pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, Helmi menjelaskan pasien yang positif Covid-19 itu tanpa gejala dan kini menjalani isolasi mandiri di rumahnya. "Secara aturan kalau positif tanpa gejala itu harus menjalani isolasi mandiri di rumah dengan syarat yang harus terpenuhi seperti rumahnya dihuni oleh dia sendiri, kamar mandi dan apa-apanya harus sendiri dan itu Alhamdulillah memang sudah diterapkan disini," ujar Helmi.
BACA JUGA: Covid-19 Masih Mengintai, Tentara Cek Suhu Tubuh Jemaah Masjid Agung Palabuhanratu Sukabumi
Menurut Helmi, pria itu tertular Corona ketika bekerja di Jakarta. Sebelumnya ada teman kerja dari pasien ini di Jakarta yang kena stroke dan setelah menjalani perawatan meninggal dunia. Karena libur kerja, pria itu pulang ke kampung halamannya. Dalam perjalanan ke Sukabumi, pasien ini ditelepon pihak perusahaan meminta kembali lagi ke Jakarta untuk melaksanakan swab tes.
"Perusahaannya tidak menyampaikan kenapa harus swab, apakah ada yang positif atau gimana-gimananya. Cuma hanya mengintruksikan harus swab saja," jelasnya.
Tapi karena pria tersebut sudah berada di Sukabumi maka swab tes dilakukan di Kimia Farma Sukabumi pada 17 September dan hasil swab tes positif itu keluar pada 18 September. Namun dari pihak Kimia Farma itu tidak mengkonfirmasi hal ini kepada Puskesmas Bojonggenteng. Pria tersebut hanya menginformasikan kalau dirinya positif Covi1-19 kepada pihak perusahaan.
BACA JUGA: 12 Panduan Melakukan Isolasi Mandiri di Rumah Bagi Pasien Covid-19
Helmi mengatakan, dari keterangan pasien itu pihak Kimia Farma sendiri yang akan menginformasikannya kepada Puskesmas Bojonggenteng. Nyatanya pihak Kimia Farma tidak menghubungi dengan puskemas.
Pihak puskesmas tahu adanya positif Covid-19 setelah tersebar informasi dari warga pada hari Senin 21 September. "Kimia Farma tidak menginformasikan ke kita. Kita baru tahu setelah beredar di masyarakat bahwa ada yang positif. Kita cari informasinya ternyata diperiksanya di Kimia Farma, (informasi tersebut didapat) setelah kita hubungi si pasiennya. Kita klarifikasi ke Kimia Farma benar tidak memeriksa itu, Kimia Farma baru melaporkan setelah kita tanyakan," jelasnya.
BACA JUGA: Update 23/9: Bertambah 14 Kasus, Angka Positif Covid-19 di Kabupaten Sukabumi Kembali Naik
Menurut Helmi, ada tujuh yang kontak dengan pasien positif Covid-19 ini. Tiga orang yang merupakan keluarga dari terkonfirmasi positif sudah melaksanakan rapid test dengan hasil non reaktif.
Rapid tes juga akan dilaksanakan kepada 4 orang yang kontak dengan pria yang terkonfirmasi positif itu. 4 orang ini terdiri dari 2 di Kecamatan Parungkuda dan 2 lagi di Kecamatan Parakansalak. Sebelum rapid tes, 4 orang di Kecamatan Parungkuda dan Parakansalak itu menjalani isolasi mandiri.
Setelah sosialisasi ini, warga sudah tahu prosedur membantu dalam memenuhi kebutuhan pasien yang menjalani isolasi mandiri. Pasien ini pun patuh menjalankan isolasi. "Kemarin mereka masih khawatir ketika mereka mau mengirimkan makanan takutnya tertular ketika harus bertemu. Tapi sudah kami sampaikan bagaimana cara gotong royong membantu orang yang isolasi mandiri. Minimal makanannya tidak disampaikan langsung dengan menyediakan tempat yang disepakati," jelasnya.
Adapun pasien ini akan menjalani swab tes kedua yang dijadwalkan pada Senin 27 September mendatang, karena sudah 10 hari.