SUKABUMIUPDATE.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Sukabumi telah memasuki jilid III dan akan berakhir tanggal 12 Juni 2020 mendatang. Di tengah pelaksanaan PSBB tersebut, pemerintah Kabupaten Sukabumi melakukan rapid test massal secara serentak di setiap kecamatan, salah satunya Kecamatan Cicurug.
Kepala Puskesmas Cicurug, dr Dini Desti Susanti mengatakan, pihaknya telah dua kali melakukan rapid test massal, kegiatan pertama dilaksanakan di Pasar Semi Modern (PSM) Cicurug pada hari Senin pada tanggal 1 Juni 2020 lalu dengan menyediakan 300 batang rapid test. Dan untuk pelaksanaan kedua pada Jumat (5/6/2020), rapid test massal digelar di alun-alun Cicurug yang menyediakan 100 batang rapid test.
BACA JUGA: Gugus Tugas Rapid Test Jemaah 90 Masjid Besar di Kabupaten Sukabumi
Adapun sasaran dalam rapid tes massal kedua ini merupakan masyarakat golongan atau kategori tipe C, artinya masyarakat yang dalam kegiatan beresiko terpapar seperti yang bekerja di zona merah, dan orang-orang yang sering berkumpul.
"Golongan masyarakat tipe c itu adalah beresiko seperti ibu-ibu pengajian, bolak-balik zona merah, pokoknya masyarakat yang dianggap rentan," tandasnya.
BACA JUGA: Jemaah Masjid Besar Jampang Kulon Sukabumi Ikuti Rapid Test Massal
Rini mengatakan, selain mendeteksi penyebaran Covid-19, hasil dari rapid test ini sebagai bahan pertimbangan pemerintah kedepannya melanjutkan PSBB atau melaksanakan new normal.
"Kegiatan ini dilakukan Untuk mengetahui ke depannya kita akan new normal atau akan PSBB. Dan hasil Rapid test ini menjadi dipertimbangan," ujar Dini kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: Rapid Test Massal Lagi di Cicurug Sukabumi, Kali Ini Lebih Antusias
Dini menuturkan, saat ini reproduction number (R0) atau angka reproduksi dalam pandemi covid-19 di Kabupaten Sukabumi berada di rangking 1,04. Dan yang menjadi persyaratan status wilayah New Normal itu R0 harus berada di bawah satu.
"Kita lihat yang terpapar lokal banyak atau tidak. Kalau banyak terpaksa harus PSBB, tapi kalau rendah kita bisa new normal," terangnya.