SUKABUMIUPDATE.com - Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi, menempatkan bilik sanitizer sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19. Dengan demikian, ketika ada warga yang keluar atau masuk ke Kota Sukabumi wajib melewati bilik disinfektan.
"Kami tetap mempersiapkan berbagai upaya dalam pencegahan virus corona ini, salah satunya dengan memasang dua wastafel portable, sanitizer, dan bilik disinfektan bagi penumpang yang akan berangkat dan pulang. Walaupun penumpang yang pulang kebanyakan turun di jalan dan tidak di terminal," jelas Kepala Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi Yukky Rahmat Yunus kepada sukabumiupdate.com, Jumat (27/3/2020).
BACA JUGA: Lomba Fotografi #Dirumahaja Sambut HUT Kota Sukabumi ke-106, Hadiahnya Ada Sepeda
Bilik disinfektan sendiri, kata Yukky, ditempatkan di titik yang strategis, yaitu di pintu masuk keberangkatan dan kedatangan para penumpang. "Kita juga melakukan penyemprotan disinfektan untuk wilayah terminal dan bus, termasuk kitapun tetap selalu memeriksa penumpang dengan alat pendeteksi suhu tubuh," jelasnya.
Yukky mengatakan, jumlah penumpang di Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi, Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi, mengalami penurunan dalam empat hari terakhir ini.
BACA JUGA: Penambahan PDP di Kota Sukabumi Setelah Lakukan Perjalanan ke Jakarta
Berdasarkan data rekapitulasi jumlah kedatangan, pada tanggal 23 Maret 2020 terdapat 1221 penumpang, lalu tanggal 24 Maret 2020 ada 1087 penumpang, kemudian tanggal 25 Maret 2020 ada 605 penumpang, dan pada tanggal 26 Maret 2020 terdapat sebanyak 530 penumpang. Pada Maret jumlah kedatangan yang paling tinggi yaitu pada 8 Maret yaitu 1602.
Sedangkan, jumlah keberangkatan pada tanggal 23 Maret 2020 terdapat 976 penumpang, tanggal 24 Maret 2020 ada 948 penumpang, tanggal 25 Maret 2020 ada 601 penumpang, dan tanggal 26 Maret 2020 sebanyak 568 penumpang. Di bulan Maret, keberangkatan yang paling tinggi pada 2 Maret yaitu 1430.
Yukky mengatakan kemungkinan penurunan jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang dipengaruhi pandemi virus Corona atau Covid-19.