SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PKS, Abdul Muiz, mengaku prihatin dengan kondisi jalan Nyalindung, yang merupakan kewenangan Provinsi Jawa Barat, tepatnya di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Warga Surati DPRD Jabar Soal Kerusakan Jalan Kertaangsana Sukabumi, Muiz: Pemprov Lambat
Apalagi jalan Provinsi Jawa Barat (Jabar) itu, kata Muiz merupakan jalur utama penghubung Kota Sukabumi dengan beberapa kecamatan di wilayah Selatan, yakni Kecamatan Purabaya, Sagaranten dan Tegalbuleud.
"Kami merasa prihatin atas musibah pergerakan tanah di wilayah tersebut dan mengakibatkan putusnya jalur utama jalan Provinsi Jabar," kata Muiz usai meninjau langsung ke lokasi, Rabu (19/2/2020).
Ia mendesak Pemprov Jabar melalui Dinas Bina Marga Provinsi Jabar segera turun tangan dengan menurunkan alat berat, membersihkan dan meratakan longsoran untuk penanganan tanggap darurat.
Anggota Komisi V DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PKS, Abdul Muiz meninjau langsung kondisi di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.// FOTO: ISTIMEWA.
"Minimal mobil angkot (angkutan kota) bisa lewat agar transportasi tidak terputus dan terganggu. Perlu penanaman gorong untuk membuat aliran air dari atas tidak langsung menggerus badan jalan provinsi," terangnya.
Selain itu, Dinas Bina Marga Prov Jabar juga perlu memfasilitasi forum dialog dengan tokoh masyarakat dan asosiasi sopir angkot untuk mendapatkan penjelasan dan langkah-langkah Pemprov yang akan diambil untuk mengatasi terputusnya jalan utama di Nyalindung.
"Agar masyarakat faham dan tidak terus bertanya-tanya, bagaimana penyelesaian dalam waktu dekat dan jangka panjang terkait dengan pembuatan jalur baru sebagai pengganti jalur yang sekarang," tegasnya.
BACA JUGA: Hujan dengan Intensitas Tinggi, Abdul Muiz Imbau Masyarakat Jabar Waspada
Di sisi lain, sambung Muiz Dinas Perhubungan Provinsi Jabar juga perlu membuat papan peringatan untuk para pengguna jalan. "Hal itu terkait dengan bahaya pergerakan tanah sekitar lokasi, dan membuat petunjuk arah jalur alternatif, karena masih banyak pengendara yang terjebak ke lokasi dan belum tahu jalur alternativ," imbuhnya.
Muiz menegaskan perlu gerak cepat, jangan ditunda-tunda karena sudah lima harian jalan terputus, sehingga mengganggu transportasi masyarakat. Apalagi dampak dari pegerakan tanah ini transportasi terganggu, roda ekonomi dan perdagangan juga tergangu. Para sopir juga mengeluhkan, penghasilan hariannya menurun dan semakin sulit, karena penumpangnya menurun.
"Saat ini ada banyak anak-anak sekolah dan ibu-ibu yang melewati jalur longsor berjalan kaki, maka perlu ada pendampingan dan pengawasan untuk meminimalisir jatuh korban atau kecelakaan di lokasi. Kami juga mengajak seluruh elemen pemerintah setempat tokmas dan masyarakat selalu waspada terhadap potensi pergerakan tanah di wilayah itu," tandasnya.