SUKABUMIUPDATE.com - Polisi membenarkan peristiwa robohnya menara gedung dakwah PCNU Kota Sukabumi di jalan Cipanas 2 RT 04/05 Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, yang sedang dalam pembangunan. Akibat kejadian ini, material yang roboh menimpa pekerja bangunan hingga mengakibatkan dua orang pekerja meninggal dunia.
Korban meninggal bernama Dede Saputra (43 tahun) warga Kampung Pasirkadu RT 004/005, Desa Kadununggal, Kecamatan kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi dan Eek Sasmita (38 tahun) warga Kampung Tegalaya RT 01/004, Cipanengah, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.
BACA JUGA: Menara Gedung PCNU Kota Sukabumi Roboh, Dua Pekerja Tewas
Menara yang dalam proses pembangunan tersebut tiba-tiba saja roboh pada Rabu (18/12/2019) sekitar pukul 11.30 WIB. Saat itu ada tiga orang pekerja di menara tersebut yaitu Dede, Eek dan Oboy Karyadi (40 tahun). Dalam kejadian ini Oboy, warga Kebonkai RT 018/005, Desa Kadununggal, Kecamatan kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, hanya mengalami luka ringan.
"Tiga orang pekerja sedang mengerjakan pembangunaan menara dan secara tiba-tiba bangunan menara yang dalam tahap pembangunan tersebut roboh. Kemudian ketiga pekerja bangunan pun terjatuh dari ketinggian sekitar 7 meter," kata Kapolsek Citamiang AKP Anun Suryana kepada sukabumiupdate.com, Rabu (18/12/2019).
BACA JUGA: Tewaskan Pekerja, Ini Kronologi Longsor di Proyek Double Track KA Sukabumi-Bogor
Anun mengatakan, material bangunan menara yang roboh tersebut mengenai korban sehingga kedua korban Dede dan Eek mengalami luka berat dan dinyatakan meninggal dunia setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak RSUD Syamsyudin SH. Sementara korban bernama Oboy mengalami luka lecet di bagian pundak sebelah kiri dan tangan serta luka memar di bagian perut sebelah kanan.
"Jenazah di Bunut (RSUD Syamsudin SH), tapi sudah diambil keluarganya," tambah Anun.
BACA JUGA: Ruko di Leuwi Goong Cibadak Ambruk, Pekerja Bangunan Tewas
Dihubungi terpisah, Ketua PCNU Kota Sukabumi Ahmad Nawawi Sadili mengakui adanya pembangunan tempat imam untuk memimpin salat dan menara di gedung tersebut. Gedung tersebut merupakan gedung dakwah PCNU. Adapun pembangunanya, kata Ahmad, dilakukan karena ada donasi dari Jakarta.
"Kami tidak menerima dana. Pemborong, pekerja bangunan dan material bangunan semua ditangani pihak donatur. Rencana besok kami mau takziyah ke rumah korban dan bertemu dengan pemborong, sekaligus menanyakan kronologi dan lain-lainnya. Pekerja dan pemborong tinggalnya di Parungkuda, besok kami sekalian cari tahu alamatnya. Ini murbi musibah," jelas Ahmad.