SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Hubla dan ASDP) Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, Endang Badri meminta kepada perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palabuhanratu untuk membuat Mooring Buoy.
BACA JUGA: Penampakan Batubara Kotori Pantai Cipatuguran Palabuhanratu, Dampak Tongkang Karam
Mooring Buoy adalah tambat apung yang digunakan untuk tambatan kapal, dan sebagai marka untuk menjatuhkan jangkar. Endang menilai, ketika tongkang antre untuk masuk ke dermaga milik PLTU, otomatis harus memasang jangkar. Namun, diduga jangkarnya itu tidak sampai dasar karena terlalu dalam.
"Sehingga tongkang tersebut kena arus dan gelombang, akhirnya bersenggolan dengan tongkang yang lainnya, maka terjadilah sebagian muatannya tumpah hingga ke pantai," ujar Endang kepada sukabumiupdate.com, Jum'at (10/5/2019).
Diberitakan sebelumnya, pada Minggu (28/4/2019) lalu, dua tongkang batubara yang karam di pesisir Pantai Cipatuguran, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Tak hanya karam, dua tongkang tersebut juga bertabrakan setelah diterjang ombak besar, dan menumpahkan sebagian batubara muatannya ke pantai.
"Kejadiannya itu pada saat tongkang antre untuk masuk kolam atau dermaga PLTU Palabuhanratu. Sementara diluar kolam tongkang itu antre," lanjut Endang.
BACA JUGA: Video: Batubara Berserakan di Pantai Cipatuguran Palabuhanratu Sukabumi
Ia menilai, permasalahan ini harus segera ditangani. Kalau tidak segera, maka hal serupa pasti akan kembali terjadi di kemudian hari. Maka dari itu, Endang berharap kepada pihak PLTU Palabuhanratu agar membuat mooring buoy.
"Kementerian Perhubungan melalui unit pelaksana proyek atau UPP sudah menyurati PLTU yang poinnya itu sama, bahwa diharapkan pihak PLTU membuat mooring buoy. Kegunan mooring buoy atau tambat apung nantinya tongkang-tongkang tersebut bisa bersandar di tengah laut," pungkasnya.