SUKABUMIUPDATE.com - Warga Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, menelan kekecewaan karena tak ada kejelasan soal perekrutan tenaga kerja di PT Glostar Indonesia (GSI) 1.
Padahal sebelumnya, 37 warga yang seluruhnya wanita ini sudah menjalani tes di Disnakertrans Kabupaten Sukabumi dan di interview oleh pihak PT GSI 1, perusahaan yang memproduksi sepatu.
BACA JUGA: Cerita Pencaker Sukabumi, Kapok Masukan Lamaran Akibat Pungli Rekrutmen Tenaga Kerja
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bojongraharja Muhammad Azis mengatakan pemerintah desa mendapat informasi perekrutan tenaga kerja di pabrik GSI tersebut dari Kepala Desa, pada Rabu (27/3/2019) lalu. BPD lantas menyebar informasi kepada warga dan langsung direspon karena banyak warga yang membutuhkan kerja.
"Menurut kabar yang beredar kepala desa pun mendapatkan informasi dari perorangan. Dari situ kami langsung menganjurkan warga yang mau bekerja ke GSI agar segera mendaftar. Di Desa Bojongraharja ada 73 warga laki - laki dan perempuan yang mendaftar dan menginginkan kerja di GSI. Karena pihak perusahaan hanya membutuhkan karyawan perempuan. Maka kami kirimkan sebanyak 37 calon pencari kerja perempuan untuk di tes di Disnakertrans," bebernya.
37 warga tersebut dinyatakan sudah lulus tes di Disnakertrans dan sudah menjalani interview oleh pihak perusahaan. Namun hingga kini belum juga dipanggil oleh pihak perusahaan.
Pihak desa pun tak mendapat penjelasan dari pihak perusahaan. Di tengah ketidakjelasan tersebut, ada informasi kalau yang masuk kerja itu dari luar Desa Bojongraharja. Padahal pabrik PT GSI 1 berdiri di Desa Bojongraharja.
"Entah apa alasannya malahan saya mendapat informasi yang masuk kerja itu orang luar Desa Bojongraharja. Padahal desa ini merupakan tuan rumah atau penduduk setempat yang harus diprioritaskan," ujarnya.
BACA JUGA: Pabrik Hengkang, Antisipasi PHK Massal di Sukabumi Masih Dibahas
Azis berharap, pihak perusahaan dan Disnakertrans bisa memberikan kejelasan soal hal ini dan meminta informasi yang jelas apabila dikemudian hari ada penerimaaan kerja dari perusahaan yang ada di wilayah Desa Bojongraharja.
Selain itu perusahaan lebih memprioritaskan warga setempat dulu sebelum orang luar karena sebelumnya sudah ada perjanjian bahwa 50 persen tenaga kerja yang direkrut adalah warga Desa Bojongraharja, 30 persen untuk warga Kecamatan Cikembar dan 20 Persen warga se-Kabupaten Sukabumi.
"Warga kami juga masih banyak yang menganggur dan menginginkan kerja di perusahaan tersebut, jika berbicara tentang legalitas pendidikan, di wilayah kami yang akan melamar kerja kebanyakan lulusan SMA sederajat," tandasnya.
Anggota BPD Bojongraharja, Nanto (40 Tahun) menambahkan, perusahaan harus terbuka mengenai informasi perekrutan tenaga kerja demikian juga dengan Disnakertrans. Sebab warga Desa Bojongraharja membutuhkan pekerjaan.
"Setiap ada perekrutan tenaga kerja kami selalu mendapatkan informasi dari perorangan bukan dari Disnaketrans ataupun pihak perusahaan," pungkasnya.