SUKABUMIUPDATE.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis daerah-daerah rawan terjadinya pergerakan tanah atau longsor di Kabupaten Sukabumi. Dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, 33 kecamatan rawan longsor.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan dari 33 kecamatan itu terbagi dua potensi terjadinya bencana pergerakan tanah yaitu, longsor menengah dan tinggi.
“Daerah rawan longsor menengah itu, jika curah hujan di atas normal bakal terjadi longsor. Daerah rawan longsor menengah itu daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan,” ujarnya dalam rilis yang diterima sukabumiupdate.com, Rabu (2/1/2019).
Sementara, daerah rawan longsor tinggi yaitu, kata dia daerah yang mempunyai potensi tinggi terjadi bencana dan bakal terjadi bencana jika curah hujan diatas normal serta tanah lingsor dapat aktif kembali.
“Sebelum terjadinya longsor BNPB pun, merilis tanda-tanda akan terjadinya longsor yaitu, kondisi hujan terus memerus dengan intenaitas sedang dan tinggi, terdapat retakan, tersengar suara gerakan dan kenampakan pohon yang tegak menjadi miring,” katanya.
BACA JUGA: BPBD Kota Sukabumi Kirimkan Satgas Peduli Bencana ke Cisolok
Setelah terlihat tanda-tanda demikian yang harus dilakukan ialah, tambahnya segera mengevakuasi penduduk dari lahan rawan longsor. “Segera menghubungi pihak yang berwenang untuk menangani tanah longsor,” pungkasnya.
Berikut 33 kecamatan rawan longsor pergerakan tanah menengah hingga tinggi yakni Kecamatan Bantargadung, Caringin, Ciambar, Cibadak, Cibitung, Cicantayan, Cidadap, Cidolog, Ciemas, Cikakak, Cikembar, Cikidang, Cimanggu, Cireunghas, Cisolok, Curugkembar, Gegerbitung, Jampangkulon, Jampangtengah, Kabandungan, Kalapanunggal, Kalibunder, Lengkong, Nagrak, Nyalindung, Pabuaran, Parakansalak, Pelabuhanratu, Purabaya, Sagaranten, Simpenan, Tegalbuleud, dan Warungkiara.