SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Sukabumi menggelar aksi demonstrasi mengkritik program 100 Hari Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali kota Sukabumi, di Balai kota Sukabumi Kamis (27/12/2018) siang.
Aksi tersebut merupakan yang kedua kalinya setelah pada 10 Desember 2018 lalu. Tuntutan masih sama, yaitu mendesak Pemerintah Kota Sukabumi untuk merealisasikan program dan janji-janji politik pasangan Fahmi-Andri pada saat kampanye.
Kondisi sempat memanas ketika Mahasiswa saling dorong dengan aparat keamanan ketika ingin memasuki halaman Balai Kota Sukabumi. Kedua kubu bersitegang, namun berhasil diredam aparat kepolisian. Mahasiswa pun diperbolehkan untuk membacakan tuntutan aksi di halaman Balai Kota.
Tapi Wali Kota Sukabumi tak dapat ditemui lantaran sedang tak berada di ruang kerjanya. Asda 1, Andri Setiawan yang ditugaskan untuk menemui massa aksi tak diterima. Mahasiswa bersikukuh ingin menyampaikan langsung kepada Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
"Masih banyak kesemrawutan soal penataan di Kota Sukabumi. Baik parkir ataupun PKL. Harus ada solusi yang konkret, yang bisa menyentuh masyarakat secara langsung. Apabila program itu tidak jelas, maka bisa disebut sebagai sebuah kegagalan," jelas Ketua Umum PMII Kota Sukabumi, Budiman.
BACA JUGA: Demo, Catatan Kritis PMII atas Program 100 Hari Kerja Duet Fahmi-Andri
Lantaran Wali Kota tak dapat ditemui, massa aksi kemudian bertolak dari Balai Kota dan melanjutkan aksinya ke halaman DPRD Kota Sukabumi.
"Kami juga menuntut kepada DPRD Kota Sukabumi untuk mengawal pemerintah dalam mengawal Perda yang mereka buat. Perda tentang PKL dan parkir sudah dibuat, tapi mana realisasinya? Maka kami meminta DPRD Kota Sukabumi untuk bisa menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya," pungkas Budiman.