SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis data terbaru peringatan dini pergerakan tanah per Desember 2018. Dari data tersebut, tercatat enam kecamatan di Kota Sukabumi masuk kategori rawan bencana pergerakan tanah yaitu Kecamatan Cibeureum, Cikole, Citamiang, Warudoyong, Lembursitu dan Gunungpuyuh.
Tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cibeureum, Warudoyong dan Gunungpuyuh masuk kategori potensi bencana banjir bandang.
Kasi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Bahrami membenarkan hal itu. Menurut dia, Jawa Barat, termasuk di dalamnya Kota Sukabumi juga memiliki risiko bencana. Enam kecamatan, kecuali Kecamatan Baros, masuk kategori rawan pergerakan tanah dan bahkan banjir.
BACA JUGA: TPT Rumah di Kelurahan Cicurug Sukabumi Ambruk, Jalan Warga Tertutup
"Kajian PMVBG ini barangkali berdasarkan pada struktur morfologi yang ada di kita. Kota Sukabumi memiliki dataran yang tinggi yang beragam. Kurang lebih 52,21 persen merupakan daerah yang memiliki kecuraman 2-15 persen," ungkap Zulkarnain kepada sukabumiupdate.com di ruang kerjanya, Jumat (7/12/2018).
Melihat struktur morfologi tersebut, lanjut Zulkarnain, sebetulnya ancaman bencana bukan hanya pergerakan tanah. Masih ada potensi bencana cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini mengakibatkan banjir dan longsor. Ia menyebut, BPBD sudah menetapkan status siaga banjir dan longsor agar bisa melakukan penanganan yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak. Salah satunya, BPBD memiliki Tim Reaksi Cepat (TRC).
"Kita terus memantau terus bagaimana perkembangan-perkembangan informasi mengenai bencana. Kita siapkan langkah-langkah strategis supaya tidak terjadi bencana yang lebih besar lagi. Kita punya TRC, di dalamnya ada bidang kaji cepat, ada bidang pelayanan darurat dan ada bidang penunjang. Jadi TRC inilah yang bergerak untuk melakukan penanganan secara terpadu," lanjutnya.
BACA JUGA: Longsoran Tebing 32 Meter Sempat Tutup Akses Jalan di Cisolok Sukabumi
Zulkarnain menambahkan, untuk mengantisipasi potensi bencana kedepan, BPBD juga berpegang pada data bencana tahun-tahun sebelumnya. Hal itu untuk memudahkan pemetaan wilayah yang sering langganan bencana. Seperti misalnya di wilayah Cisarua Kecamatan Cikole, maupun di wilayah Kecamatan Gunungpuyuh dan kecamatan lain yang wilayah permukiman warga berdekatan dengan tebing.
"Kita sudah melakukan pemetaan terhadap titik-titik yang seringkali mendapatkan langganan bencana. Baik itu dari laporan masyarakat ataupun dari hasil pemantauan kita. Cikole, Gunungpuyuh dan sekitarnya itu terus kita pantau. Kita bukan hanya menggunakan data tahun berjalan, tetapi juga kita menggunakan data-data tahun sebelumnya. Karena sifat bencana itu tidak hanya berdasarkan pada data yang sekarang saja, tetapi juga bisa kita melihat pada data-data sebelumnya," kata Zulkarnain.