SUKABUMIUPDATE.com - Agus, atau akrab disapa pak Luay (50 tahun) baru saja bisa bernafas lega lantaran putra sulungnya, Muhammad Fajar (15 tahun) mendapat perawatan intensif di RSUD R Syamsudin SH, Kamis (29/11/2018). Fajar harus dioperasi setelah jadi korban kecelakaan di Jalan Raya Surade-Citanglar, Kampung Pangsor, Desa Citanglar, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Luay menjelaskan, peristiwa memilukan itu terjadi kurang lebih sepekan yang lalu. Fajar saat itu berboncengan dengan adiknya, Muhammad Nur Abdillah (9 tahun).
Sepeda motor yang dikendarai Fajar mengalami kecelakaan. Namun, tak ada kejelasan apakah Fajar mengalami kecelakaan tunggal atau justru ditabrak. Lokasi kecelakaan di cukup jauh dari rumahnya yang berada di Kampung Kiaranunggal RT 37/09, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap.
"Saya tidak tahu kejadiannya. Karena jarak lokasi kejadian dengan rumah saya itu jauh, sekitar 25 kilometer. Tahu-tahu ada yang ke rumah bilang bahwa anak saya kecelakaan dan sudah dibawa ke rumah sakit," ujar Luay kepada sukabumiupdate.com, di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Kamis (29/11/2018).
BACA JUGA: Dimakamkan, Santri Asal Pabuaran Sukabumi Korban Kecelakaan di Tangerang
Begitu mendengar anaknya dibawa ke RS Jampangkulon, ia bersama istrinya, Iis Supriati (40 tahun) langsung bergegas. Begitu dilihat, sambung Luay, kedua putranya, Fajar dan Abdillah sudah dalam kondisi memprihatinkan. Fajar bahkan mengalami luka serius di bagian kepala dan sempat tak sadarkan diri. Sementara Abdillah hanya tak mendapat luka serius.
"Saya disuruh ke rumah sakit oleh seseorang yang bernama Gilang. Dia ngakunya mengantar dan mendaftarkan anak saya ke rumah sakit. Terus dia memberikan kesaksian, bahwa anak saya ngebut bawa motor terus tersangkut kena bak truk. Terus oleng, jebred, nabrak mobil dia yang lagi diam," papar Luay.
Ia lalu dibuat heran, karena keterangan yang diberikan Gilang kedua kalinya berbeda. Kesaksian selanjutnya, Fajar disebut membawa kendaraan cukup kencang lalu menabrak kendaraan lain dari arah berlawanan, lalu beradu dan terhempas ke mobil milik Gilang yang datang dari arah yang sama dengan Fajar.
"Malahan, yang namanya Gilang itu membawa orang sebagai saksi. Setelah itu, malamnya saya terima telepon, katanya dari polisi. Soal nabrak mobil itu bohong. Soalnya difoto sama polisi tidak ada cacat di mobilnya. Kata polisi anak saya nabrak truk. Polisi bilang ini sangat misterius karena tidak ada saksi," lanjut Luay.
"Ini kok tiga kali kesaksian beda-beda. Masa sih, bisa sampai dungu-dungu amat. Anak saya bawa motor kecepatan tinggi, padahal motor Kirana. Saya mending terima kesaksian dari anak saya saja," imbuhnya.
Putra kedua Luay, Abdillah kemudian menuturkan kepada ayahnya bahwa kakaknya mengemudikan motor pelan-pelan. Apalagi saat itu ada truk yang sempat berhenti lalu berbelok ke arah pabrik pupuk.
Tiba-tiba mobil dari arah belakang datang dan menabrak. Keduanya lalu terhempas. Abdillah terhempas ke jalan, sementara Fajar masuk ke kolong truk. Kronologis kejadian bahkan sempat digambar oleh Abdillah menggunakan pulpen dan kertas.
BACA JUGA: Santri Asal Pabuaran Sukabumi Tewas Dalam Kecelakaan di Tangerang
"Si sopir yang nabrak itu katanya sempat kabur. Tapi enggak jadi. Akhirnya mobil itu juga yang bawa ke rumah sakit. Yang anterin juga katanya perempuan. Tapi sampai sekarang belum ketemu saya sama orangnya. Ketemu malah sama Gilang. Katanya perempuan itu istrinya. Perawat di RS Jampangkulon," lanjut Luay.
"Alhamdulillah dirawat dengan baik di RS Jampangkulon. Sudah tujuh hari dirawat, dibantu ngurus-ngurus sampai bisa lanjut dirawat ke Bunut. Sampai ada yang rela meluangkan waktu meliburkan diri untuk membantu," katanya.
Oleh petugas kepolisian setempat, ia bahkan mengaku sempat disuruh mengakui bahwa peristiwa yang menimpa anaknya itu adalah kecelakaan tunggal. Karena masih belum percaya, ia lalu membantahnya. Hingga kini, kasus kecelakaan tersebut masih misterius.
"Malahan sempat ada selentingan kalau yang nabrak itu perempuan. Tapi dari polisi bilang bahwa itu kecelakaan tunggal. Tapi saya tunggu saja iktikad baik dari yang nabrak untuk kasih keterangan yang jujur dan mau mengakui perbuatannya. Saya percaya, kalau tidak ada hukum dunia, masih ada hukum akhirat," pungkas Luay.