SUKABUMIUPDATE.com - Setelah menunggu 25 hari, kabar baik datang dari Tim DVI Polri yang melakukan identifikasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP di perairan Tanjung Karawang Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 silam. Hari ini, Jumat (23/11/2018) operasi DVI resmi ditutup, dengan total korban yang berhasil teridentifikasi 125 orang.
Dalam penutupan operasi ini, tim DVI juga mengumumkan 16 korban terakhir yang berhasil diidentifikasi. Salah satunya adalah Rumadi Ramadhan (sebelumnya ditulis Ruma Ramadhan-red), warga Kampung Cipanggulaan RT 11 RW 03, Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.
Pria yang akrab disapa Rum-rum ini, lahir dan bersekolah di Sukabumi namun setelah berkeluarga menetap bersama istri dan tiga anaknya di Cilebut Kota Bogor. Semasa kecil, Rum-rum mengenyam pendidikan di SD Negeri Kompa, kemudian melanjutkan ke MTS Daruul Ansor Ciutara lulus tahun 1993, dan tercatat sebagai lulusan SMA PGRI Cibadak tahun 1996.
Almarhum kemudian kuliah di Institut Bina Mandiri Nusantara, dan pada 2002 mulai bekerja di perusahaan kontraktor. “Adik saya hari itu menumpang Lion Air menuju Bangka, rencananya hendak memenuhi panggilan kerja,” jelas kakak Ipar korban, Yanti Sriharyati kepada sukabumiupdate.com yang berkunjung ke rumah duka di Parungkuda sehari setelah jatuhnya Lion Air yang ditumpangi Rum-rum.
BACA JUGA: Jelang Akhir Pencarian Korban Lion Air JT610, Keluarga di Parungkuda Sukabumi Ikhlas
Keluarga sabar menanti kabar dari tim sar dan tim DVI, menyimpan asa untuk memakamkan Rum-rum di kampung halamannya Parungkuda. “Keluarga sejak hari pertama dinyatakan hilang dan mendapatkan kabar dari pihak berwenang langsung berangkat ke Jakarta untuk mempermudah proses identifikasi,” sambung Yanti saat itu.
Redaksi sukabumiupdate.com, hari ini masih berusaha menghubungi keluarga Rumadi Ramadhan di Parungkuda untuk mendapatkan informasi terkait kabar terbaru setelah tim DVI menutup operasi.