SUKABUMIUPDATE.com - Masih hangat dibicarakan soal Muhklis Abdul Kholik (9 tahun) atau akrab disapa Adul, bocah difabel asal Kampung Cikiwultonggoh RT 01/01 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi yang menginspirasi lantaran semangatnya untuk bersekolah ditengah segala keterbatasan.
Hal itu menyorot perhatian dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sukabumi. Ketua IDI Kabupaten Sukabumi, dr Aria Firmansyah menyebut, secara medis, Adul adalah pengidap Congenital Talipes Equinovarus (CTEV), sebuah kondisi kelainan yang dibawa sejak lahir.
"Namun kita harus hafal dulu kronologisnya seperti apa saat ibunya mengandung," ungkap Aria kepada sukabumiupdate.com, Jumat (16/11/2018).
Kendati demikian, lanjut Aria, dari sekian banyak kasus CTEV, kebanyakan diakibatkan asupan gizi yang kurang pada saat bayi dalam kandungan. Temuan semacam ini dapat ditemui pada kisaran perbandingan satu dari 1.000 kelahiran.
"Tapi angka itu masih perlu ditelaah kembali. Biasanya dokter spesialis kandungan yang lebih mengetahui, yang memang menguasai betul disiplin ilmunya. Kasus semacam ini bisa dicegah dengan terus melakukan pemeriksaan saat mengandung, serta diberi asupan gizi yang cukup," lanjut Aria.
Disisi lain, Aria mengaku kagum lantaran Adul justru nampak sehat dan bugar, meski dalam kondisi keterbatasan fisik. Bukan hanya itu, secara psikis, Adul nampak lebih semangat dan percaya diri.
BACA JUGA: Dinsos Kabupaten Sukabumi Usulkan Adul Jadi Penerima UEP
"Yang kami lihat, Adul ini memang hanya memiliki kelainan di bagian kaki saja. Kalau secara kondisi fisik, dia kayaknya sehat. Secara psikis, yang kami lihat, malah dia lebih bagus. Dia sangat percaya diri dan itu butuh mental yang sangat kuat. Biasanya kebanyakan minder saat punya keterbatasan fisik. Saya melihat Adul ini sangat hebat dan kuat secara fisik maupun psikis," imbuhnya.
Untuk mengetahui lebih lanjut soal kondisi Adul, Aria bersama jajaran IDI Kabupaten Sukabumi berencana untuk menyambangi Adul dalam waktu dekat ini. Selain memberikan bantuan berupa fasilitas sekolah dan lainnya, IDI juga akan mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan oleh Adul secara medis.
"Kalau kursi roda katanya sudah ada. Tapi akses jalannya belum memungkinkan. Nanti apakah butuh tongkat atau gimana, kita akan tahu setelah berkunjung nanti. Terus kita lihat juga apa yang benar-benar dibutuhkan oleh Adul untuk sehari-hari," tandas Aria.