SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 12 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi mengalami kekeringan. Sejumlah sumber air mengering, warga kesulitan memperoleh air bersih.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman menjelaskan, pihaknya sudah menerima laporan dari warga dari 12 kecamatan. Laporan disampaikan secara tertulis, maupun by phone.
"Tahun ini 2018 di bulan Juli, Kabupaten Sukabumi sudah masuk kekeringan. Dan diprediksi akan berlangsung hingga akhir bulan Oktober 2018," ujar Eka Widiaman kepada sukabumiupdate.com, Senin (30/7/2018).
BACA JUGA : Warga Cibadak Sukabumi Gunakan Air Sungai Terpapar Limbah Pasir Kuarsa
Eka merinci 12 kecamatan yang dilaporkan mengalami kekeringan. Diantaranya Kecamatan Bantargadung, Palabuhanratu, Simpenan, Cikakak, Warungkiara, Parungkuda, Cibadak, Lengkong, Jampang Tengah, Bojonggenteng, Gunungguruh, dan Ciemas.
"Yang rawan sekali saat ini sarana air bersih untuk minum, seperti di daerah utara. Terutama Cibadak yang terjadi di dua desa, satu kelurahan. Selanjutnya di Kecamatan Gunung Guruh juga mengalami kekeringan," jelas Eka.
Jika melihat data dari tahun sebelumnya, sejauh ini dampak kekeringan belum lebih parah. Pada 2017 lalu tercatat 24 kecamatan mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.
Untuk mengantisipasi kekeringan, BPBD Kabupaten Sukabumi akan melakukan sejumlah kegiatan. Diantaranya penyaluran air bersih ke wilayah-wilayah yang terdampak.
"Seperti misalnya di Kecamatan Bantargadung. Pemda Sukabumi sudah berusaha mencari sumber air, namun di sana (wilayah Kecamatan Bantargadung) memang sulit untuk sumber air, bahkan tidak ada. Kalaupun dari sumber artetis juga hasil kajian geolistrik juga sulit," pungkasnya.