SUKABUMIUPDATE.com - Curug Cimarinjung, di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, menjadi salah satu destinasi yang banyak menarik perhatian pengunjung Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu. Sayangnya, air yang mengalir di curug nan indah ini diduga mengandung merkuri, dan limbah dari aktivitas penambangan emas ilegal di wilayah hulunya.
Masyarakat sekitar pun yakin aliran air di Curug Cimarinjung dan sepanjang sungainya, membawa limbah sisa penambangan emas. Meski belum dipastikan di laboratorium, keyakinan ini muncul karena adanya dampak pencemaran ke sektor pertanian.
BACA JUGA:Â Delapan Sungai di Sukabumi Diduga Tercemar Merkuri
"Sebelum ada pertambangan emas liar di sekitar hulu Cimarinjung, sawah bisa panen sekitar 6 ton per hektar. Tapi sekarang sudah turun drastis, paling sekitar 4 ton per hektar," ujar Ade Krisdiani (41 tahun), salah satu tokoh masyarakat di Kampung Cimarinjung ditemui sukabumiupdate.com, Minggu (11/2/2018).
Kondisi lumpur di pesawahan sekitar aliran Curug Cimarinjung pun tampak tak biasa. Ade menduga, ini menjadi salah satu indikasi pencemaran.
BACA JUGA:Â Kapolres Sukabumi Sosialisasi UU Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Mercury
"Belum lagi dampak kesehatan, banyak warga yang kena penyakit gatal dan susah sembuh," tambah Ade.
Hal senada juga dikatakan Eden (47 tahun), salah satu tokoh masyarakat Cimarinjung lainnya. Pihaknya mendukung pemerintah untuk segera menghentikan aktivitas penambang emas ilegal.
BACA JUGA:Â Polres Sukabumi Amankan Pelaku Pembuat dan Pengolah Bahan Kimia
"Efeknya sangat berbahaya untuk lingkungan," tutur Eden.
"Dampak merkuri ini kan tidak langsung, mungkin saat ini yang terdampak hanya tanaman kami. Bisa-bisa nanti masyarakat terkana dampaknya langsung," tutur Eden.