SUKABUMIUPDATE.com - Intensitas Hujan yang tinggi di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi membuat para petani mengurungkan niatnya untuk menjemur hasil panen. Mereka terpaksa menjual gabah dalam kondisi basah.
Kondisi ini turut mempengaruhi penghasilan para petani. Kesulitan para petani saat memanen gabah, tidak sebanding dengan harga yang merosot. Gabah basah hanya laku dijual Rp 4.100 pe kilogramnya.
BACA JUGA:Â Butuh Mesin Pengering, Petani di Tegalbuleud Sukabumi Jual Murah Gabah Basah
"Kami terpaksa menjual gabah basah, karena kalau tidak dijual pun kami tetap tak bisa menjemurnya," ungkap Erni (38 tahun), petani asal Kampung Cimaja, Kecamatan Surade, Selasa (30/1/2018).
Hal serupa juga di alami Pepen (52 tahun). Ia menilai, cuaca buruk sangat mempengaruhi perekonomian petani. Meski harga beras cenderung naik, namun hal serupa tak terjadi pada gabah basah.
BACA JUGA:Â Cuaca Buruk, Petani di Wilayah Selatan Sukabumi Jual Gabah Basah
"Padi yang kami jual harganya semakin merosot, sedangkan harga beras di pasaran harganya terus saja naik," jelas Pepen.
Di sisi lain, Dede Erik (28 tahun) seorang pelaku usaha penggilingan padi membenarkan harga beli gabah sedang merosot. Ia hanya berani membeli gabah basak tidak lebih dari Rp 4.100.
BACA JUGA:Â Gabah Langka, Usaha Penggilingan di Kebonpedes Sukabumi Ikut Merugi
"Selain dari panen raya, penyebab penurunan harga ini karena sulitnya para tengkulak menjemur gabah milik nya," kata Dede.
"Gabah basah saat musim hujan begini terpaksa kami terima. Meskipun harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 50.000 rupiah untuk pengeringannya," pungkas Dede.