SUKABUMIUPDATE.com - Yayasan Sayangi Tunas Cilik membina ratusan pemuda Kabupaten Sukabumi untuk terjun ke dunia usaha. Sekitar 50 persen pemuda binaan sudah mengakses pekerjaan dan dunia usaha.
"Selama tiga tahun telah membina 600 pemuda dari umur 16 sampai 24 tahun melalui program kreatif. Sebagian besar sudah masuk dunia kerja dan wira usaha," ujar Koordinator Program Kreatif, Bambang Y Sundayana, kepada sukabumiupdate.com, Jumat (19/1/2018).
Para pemuda yang terlibat dalam program kreatif, merupakan muda-mudi yang putus sekolah, keluarga tidak mampu, dan penyandang disabilitas. Mereka mendapatkan pelatihan secara cuma cuma. "Mereka didorong untuk mejadi wirasusaha muda," tuturnya.
BACA JUGA:Â Bupati Sukabumi Resmikan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Para pemuda dari lima Kecamatan di Kabupaten Sukabumi mendapatkan pelatihan, kunjungan kerja, dan praktek dibeberapa perusahaan di Kabupaten Sukabumi.
"Satu diantaranya Selamat Qiuail Farm, untuk pelatihan pengembang biakan puyuh. Intinya para pemuda kami ajarkan dari awal hingga akhir," jelasnya.
Melalui program tersebut diharapkan bisa meningkatkan jumlah wirausaha muda di Kabupaten Sukabumi. Bahkan bisa mengurangi angka pengangguran.
BACA JUGA:Â Bupati Sukabumi Tegaskan Tak Ada Larangan Melintas Kendaraan Tonase Tinggi
"Dengan banyaknya wirausaha muda, target kami 79 persen pengangguran di Kabupaten Sukabumi dapat teratasi," pungkasnya.
Sementara itu Bupati Sukabumi, Marwan Hamami bersyukur masih ada organisasi yang memberikan kontribusi, agar anak muda lebih kreatif dan menggunakan waktu dan ruang untuk bisa produktif.
"Waktu kosongnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Apalagi saat ini banyak geng motor atau yang tidak bekerja sehingga perlu kegiatan yang positif," imbuhnya.
BACA JUGA:Â Bupati Harapkan Nelayan Diberdayakan Melalui Diversifikasi Usaha Perikanan
Pemerintah bersyukur hari program kreatif bisa menjawab itu semua. Apalagi Kabupaten Sukabumi mempunyai sumberdaya alam yang melimpah. "Kalau tidak bisa bermanfaat mubazir," jelasnya.
Marwan juga berharap, seharusnya dinas berkepentingan yang kreatif tapi kan dinas itu normatif dengan aturan jadi susah.
"Kalau tidak ada proposal atau ajuan cicing we. Seharusnya dinas-dinas mempunyai program yang mempunyai dampak," tukasnya.