SUKABUMIUPDATE.com - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi masih mengkaji rencana penggunaan terowongan bawah tanah warisan Belanda, untuk keperluan pariwisata. Bappeda menggandeng unsur masyarakat melakukan ekspedisi ekspedisi lorong bawah tanah untuk meninjau kondisi terkini terowongan tersebut.
Kepala Bidang Litbang Bappeda Kota Sukabumi, Neng Rahmi menyampaikan sebagian hasil ekspedisi tersebut. Diketahui, lorong terowongan yang tersebar di tiga kecamatan yakni Cikole, Warudoyong, dan Gunungpuyuh memiliki ukuran berbeda.
BACA JUGA:Â Ini Terowongan Belanda yang Akan Dijadikan Objek Wisata Kota Sukabumi
Di Kecamatan Gunungpuyuh, salah satu terowongan berada di sekitar wilayah Skip. Panjang terowongan sekitar 38,82 meter , lebar 2,5 meter, dan tinggi sekitar 3 meter.
Kontruksiterowongan di wilayah Skip terbuat dari batu yang permukaannya diplester. Lubang inlet (lubang terowongan tempat air masuk, red) dan oulet (lubang terowongan tempat air keluar, red)Â berbentuk roti.
Sedangkan untuk Warudoyong, ukuran terowongan paling pendek sekitar 1,4 meter, lebar 1,26 meter, dan tinggi 2,17 meter. Terowongan ini berada di Babakan Sirna.
Bentukinlet dan outletnya berupa kotak serta roti. Kontruksi terowongan terbuat dari batu tanpa plesteran di permukaan.
BACA JUGA:Â Terowongan Belanda Berpotensi Jadi Objek Wisata Kota Sukabumi
Terowongan terpanjang di Kecamatan Warudoyong berada di sekitar Jalan Pelabuan II. Panjang lorong sekitar 43,96 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3 meter. Bentuk inlet dan oulet sama dengan terowongan di Babakansirna.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Sukabumi masih mengkaji rencana penggunaan terowongan untum keperluan wisata. Terowongan di Kota Sukabumi punya arsitektur yang mirip dengan terowongam di Don Bosch, Belanda.Â