SUKABUMIUPDATE.com - Ruas jalur Loji-Puncak Darma, di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, ditinjau langsung Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Selasa (26/12/2017).
Seperti dikutip dari jabarprov.go.id, jalan yang sudah dalam kondisi mulus tersebut disebut pria yang akrab dengan panggilan Aher ini merupakan bagian dari Sabuk Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
Jalan sepanjang 23 Kilometer (Km) ini jadi penghubung, antara Loji dengan Puncak Darma. Aher mengatakan, pembangunan jalan tersebut merupakan tahap pertama dari tiga tahap untuk tiga jalur jalan menuju Puncak Darma.
"Alhamdulillah, kita sudah bisa menikmati jalan baru ya, dari Loji menuju Puncak Darma. Ini tahapan pertama. Tahap berikutnya kita ingin membangun dari Puncak Darma, lewat Palangpang, sampai Ujunggenteng," ujarnya, di sela-sela peninjauan di Jembatan Cisaar, Loji, Palabuhanratu.
Jalur Loji-Puncak Darma ini memiliki keindahan alam yang lengkap. Apabila dari arah Loji, kita bisa menikmati keindahan pesisir pantai samudera di sebelah kanan. Sementara di sisi kirinya ada pemandangan hutan serta perbukitan yang hijau.
"Ini semakin mengokohkan bahwa kawasan ini layak menjadi kawasan wisata dan menjadi bagian Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu yang paling inti. Kawasan yang dilewati oleh jalan yang membentang dari Loji sampai ke Puncak Darma lalu ke Palangpang dan kemudian terus kita telusuri sampai dengan Ujung Genteng," ucap Aher, didampingi Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Jawa Barat M Guntoro, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik, serta Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Djafar Ismail.
"Nah, kalau itu (semuanya) sudah jadi, maka Sabuk Geopark itu terlihat. Jadi, Sabuk Geopark itu membentang dari Cibareno melewati arah Palabuhan Ratu kemudian masuk ke Loji lalu ke kawasan kehutanan sampai ke Puncak Darma turun ke Palangpang sampai terus menyusuri pantai hingga ke Ujung Genteng. Itulah SabukGeopark Ciletuh-Palabuhan Ratu," jelasnya.
Menurut Aher, pembangunan jalan ini merupakan sejarah. Karena ada kerjasama antara Pemprov Jawa Barat dengan masyarakat. Jalan ini dibangun tanpa proses pembebasan lahan, karena masyarakat menghibahkan tanah untuk pembangunan jalan yang menelan anggaran APBD Provinsi Jawa Barat hingga Rp200 Miliar.
"Ini juga sejarah yang baik, kerjasama antara Pemprov (Jawa Barat) dengan masyarakat. Karena jalan ini dibangun cepat dari mulai penataan lahan sampai pembangunan bisa dilakukan satu tahun," kata Aher.
"Dan uniknya seluruh lahan tidak ada yang beli. Dari masyarakat hibah, karena masyarakat tentu menginginkan ada jalan disini. Supaya lahan mereka (masyarakat) jadi terbuka dan rekreasi juga bisa dinikmati dengan baik," tambahnya.
Hamparan pemandangan indah geopark bisa dinikmati dari dekat dan atas bukit, seperti Puncak Darma. Sebelumnya, masyarakat harus menempuh perjalanan laut dengan menggunakan kapal cepat untuk menikmati indahnya geopark atau taman bumi ini.
"Tentu ke depan kelihatannya bisa ada dermaga kecil di tepi pantai. Dimana para pengunjung yang datang bisa turun dan menikmati pantai dengan perahu. Pengembangannya nanti begitu," papar Aher.
Pengerjaan jalan menuju Puncak Darma bisa melalui tiga jalur, yaitu Paluran-Puncak Darma, Loji-Puncak Darma, dan Paltiga-Puncak Darma. Rencananya jalur Paltiga-Puncak Darma sepanjang kurang lebih 17 km akan mulai dibangun tahun depan.
Aher menambahkan Loji-Palangpang-Ujung Genteng akan dijadikan kawasan wisata. Bukan kawasan umum, sehingga bus besar dan truk tidak boleh masuk atau menggunakan jalan tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghidupkan ekonomi kawasan dan pemeliharaan jalan.
"Jadi, kalau nanti ada rombongan wisata yang menggunakan bus, kita nanti akan sediakan terminal bus, lalu mereka (wisatawan) bisa menikmati (jalan dan keindahan geopark) dengan kendaraan kecil atau kendaraan wisata. Supaya apa, supaya ekonomi hidup dan saat yang sama jalan tidak cepat rusak," tutur Aher.
"Plus yang kedua, kita ingin jaga kebersihannya. Kalau kendaraan disini khusus untuk wisata kan kebersihannya bisa terjamin dengan baik, disamping tentu penyediaan tempat-tempat sampah. Dan pembiasaan juga kontrol," tambahnya.
Melalui Sabuk Geopark ini masyarakat bisa menikmati keindangan geopark secara keseluruhan. Selain, mereka juga bisa memilih spot-spot tertentu, seperti Puncak Darma untuk mengabadikan kunjungan wisatanya ke Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu.
"Keindahannya tinggal kita tata dengan baik ke depan. Akan melebihi keindahan-keindahan di kawasan Eropa. Nanti bisa jadi ada wisata Gantole atau coffee diamond club, atau makanan-makanan terbaik dari Jawa Barat. Seperti nasi liwet yang terbaik, kemudian ikannya itu Sidat atau Kerapu yang terbaik. Kemudian beras merah yang terbaik, kopi yang terbaik. Dan harganya diamond. Untuk para pelancong yang high class dan tentu untuk pelacong biasa juga ada," tukas Aher.
"Hal seperti itu harus kita pikirkan ke depan, sehingga kawasan ini bisa menjadi kawasan wisata masa depan. Kalau Bali kan masa kini," katanya.
"Asal ditata dengan baik, kita berkoordinasi dengan masyarakat supaya masyarakat paham. Hadirnya kawasan geopark ini bukan untuk menyengsarakan masyarakat. Tapi justru untuk membuka peluang yang lebih sejahtera dan dengam cara yang benar, dengan cara yang akran dengan alam, tidak merusak alam," pungkasnya.