SUKABUMIUPDATE.com - Pernyataan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, sekaligus terkait maraknya penggunaan tanda pagar atau hastag dua tahun mundur (#2tahunmundur) kembali menuai kritik. Baru-baru ini bupati menyebut Ia punya musuh dalam selimut di birokrat, sekaligus menyindir hanya ada 20 orang yang meminta Ia mundur.
Kritik tersebut salah satunya disampaikan Ketua Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMN), Dewek Sapta Anugrah. Dewek menyebut, Bupati masih gagal faham soal gerakan penggunaan #2tahunmundur.
BACA JUGA:Â Soal Dua Tahun Mundur, Bupati Sukabumi Diminta Konsisten
"Kekeliruan seperti itu selalu diutarakan oleh bupati, dan tendensi yang disampaikan selalu melebar. Sehingga terkesan bahwa gerakan #2tahunmundur ada yang menunggangi secara politik," jelas Dewek Sapta Anugrah, kepada sukabumiupdate.com, Senin (25/12/2017).
Padahal, kata Dewek, gerakan itu murni hanya menuntut komitmen yang telah bupati sampaikan setahun yang lalu. Gerakan yang muncul saat ini, murni gerakan tagih janji politik Bupati untuk mewujudkan Sukabumi lebih baik.
"Apa lagi yang perlu di persoalkan Bupati mengenai masalah itu? jangan terkesan ada musuh dalam selimut di balik kekuasaannya, karena kerja pemerintahan ini kan kerja organisasi yang perlu dijalankan dan dilaksanakan bersama-sama," bebernya.
Selain itu, hal-hal demikian kata Dewek, tidak perlu diungkapkan di muka publik karena akan menjatuhkan kredibilitasnya.
"Jangan seolah-olah, memohon rasa iba dari masyarakat agar mau mendukung bupati," tutupnya.
Kritikan serupa juga disampaikan penggagas Gerakan Masyarakat Tagih Janji (Gramasta), Asep Abdullah Jaelani. Pernyataan yang disampaikan bupati disela silaturahmi bersama masyarakat di Cicurug, dinilainya hanya memutar balikan fakta.
"Harus selalu diinggat oleh Bupati, hastag dua tahun mundur itu mengingatkan. Bahwa bupati punya janji dua tahun mundur," ujar pria yang akrab disapa Asep Gusdur ini.
Menurutnya, hastag dua tahun mundur sebaiknya dijadikan sebagai bahan evaluasi bupati dan seluruh jajaran SKPDnya. Kalaupun merasa banyak musuh, Asep Gusdur menyarankan bupati untuk mendisiplinkan aparatur pemerintahan.
Sambung Asep Gusdur meminta bupati tidak menganggap remeh adanya gerakan tagih janji. Ia berharap bupati lebih peka."
BACA JUGA:Â Pernyataan Dua Tahun Mundur, Bupati Sukabumi: Saya Hanya Mengilustrasikan
"Coba simak. Di birokrat saja yang nota bene sebagai pembantu bupati, diakuinya banyak yang jadi musuh dalam selimut. Bagaiman yang diluar, bisa jadi lebih dari 20 orang, " kata Asep Gusdur.
"Kalau dibiarkan, bisa jadi 50 persen lebih rakyat Sukabumi yang memusuhi Bupati," pungkas Asep Gusdur.