SUKABUMIUPDATE.com - Diduga tengah mempelajari sekaligus memperdalam ilmu kebatinan, ayah satu anak ini berani memotong kemaluannya sendiri hingga terputus.
Kini, Suryaman (27 tahun) warga Kampung Cibonong, Desa Cijulang, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini terbaring lemas di RSUD Sekarwangi, Cibadak.
Endang Sutisna (55 tahun), keluarga korban menuturkan, kejadiannya sekitar pukul 06.30 WIB, saat keluarga sedang menikmati sarapan pagi, namun Suryaman malah meminta izin untuk mandi.
“Ya, namanya mau mandi. Keluarga pun tidak curiga, karena sudah lima hari (Suryaman-red) tidak mandi. Tiba-tiba mendengar ada suara “aduh†di kamar mandi, saya pun langsung menengoknya dan melihat korban berlumuran darah,†tutur Endang, kepada sukabumiupdate.com, saat ditemui di RSUD Sekarwangi Cibadak, Rabu (29/11/2017) malam.
Kelurga pun, kata Endang, tidak berani mengevakuasi, dan korban pun masuk sendiri ke dalam rumah tanpa bantuan siapa pun dengan kondisi badan segar.
“Korban memotong alat kemaluannya sendiri menggunakan Kapak patik Kelapa, dan tali sepatu, diikatkan ke Batu, supaya kencang. Sehingga korban pun memotong kemaluannya dengan mudah,†beber Endang.
Endang menambahkan, korban dulunya sering membaca mantra, diduga belajar ilmu. “Namun kesini-sininya, Suryaman ini dua bulan kebelakang, agak beda kelihatannya, dan keseharianya pun kerja bangunan atau serabutan. Ya, kami berharap bisa sembuh lagi dan sehat seperti semula,†harapnya.
BACA JUGA:Â Masha Allah, Gara-Gara Rp20 Ribu, Pria Asal Palabuhanratu Gantung Diri
Sementara tim medis RSUD Sekarwangi Cibadak, dr Raden Givan Suganda mengatakan pasien saat dibawa keluarga, dan warga, dalam keadaan sudah terpotong kemaluannya.
“Kami tidak bisa mengetahui penyebab dan alasan yang mendasarinya, namun dari pernyataan keluarga pasien melakukan hal tersebut oleh dirinya sendiri,†terangnya, ketika dikonfirmasi dalam kesempatan terpisah
Menurutnya, kini pasien pun sudah ditangani pendarahannya, bahkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
“Pasien cenderung stabil, namun masih belum kooperatif untuk komunikasi, masih ada kemungkinan pasien mengalami gangguan psikis. Kita rawat inapkan dulu untuk observasi,†tuturnya.