SUKABUMIUPDATE.com - Suasana Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang bakal dilaksanakan di 71 desa se Kabupaten Sukabumi, 22 Oktober mendatang, sepertinya mulai memanas.
Pantauan sukabumiupdate.com, beberapa bakal calon (Balon) pun mulai memainkan manuver politiknya. Hal ini menuntut masyarakat, agar memilih calon pemimpin di desanya masing-masing untuk lebih cerdas.
“Masyarakat jangan mudah percaya begitu saja, akan isu yang sembarangan dilontarkan di beberapa desa yang menggelar Pilkades saat ini," imbau Wakil Ketua Forum Pemuda Desa (FPD) Kabupaten Sukabumi, Izudin Hambali kepada sukabumiupdate.com, Jumat (6/10/2017).
BACA JUGA:Â PFD Kabupaten Sukabumi: Panitia Pilkades Jangan Diskriminatif Kepada Balon Kades PNS
Menurutnya, masyarakat hanya melihat kepada pengalaman yang telah lalu saja, apalagi sampai ada Balon yang pernah menjadi kepala desa dan pada masa kepemimpinannya tidak melakukan apa-apa bagi pembangunan desa.
Ia mengingatkan, harusnya hal itu cukup dijadikan pengalaman bagi masyarakat. "Alokasi Dana Desa (ADD) itu besar loh sekarang ini. Kalau sampai ada kepala desa yang tidak melakukan apa-apa, saat menjabat, lalu hari ini mencalonkan kembali, sudah barang tentu masyarakat bisa menilai sendiri kapasitasnya," tandasnya.
Izudin menilai, saat ini gejolak di beberapa desa memang semakin terlihat, seperti di Desa Cibodas (Kecamatan Palabuhanratu), Desa Sukamaju (Kecamatan Cikakak), dan beberapa desa lainnya.
Dengan demikian lanjutnya, masyarakat benar-benar harus menentukan pilihannya dengan mengesampingkan hubungan, seperti saudara, teman, bahkan uang sekalipun.
BACA JUGA:Â Sepi Peminat Hari Pertama Pendaftaran Pilkades Sukamaju Kabupaten Sukabumi
"Kita harus menentukan pilihan, dengan melihat kapasitas si calon. Kalau pernah menjabat, dan bermasalah, kenapa harus dipilih lagi. Kita tentukan saja, pilihan kepada yang lebih berkompeten yang tidak hanya mengurus urusan pribadinya masing-masing," tegasnya.
Senada disampaikan Ketua Benteng Aktivis Sukabumi Bersatu (BASB), Damar Rizky. Mengenai manuver politik di tingkat desa, dirinya berpesan, kepada calon pemilih atau masyarakat yang akan memilih, harus benar-benar cerdas dalam menentukan pilihannya.
"Banyaknya isu-isu politik yang tak sehat, seperti yang memang sering terjadi, contohnya politik uang atau serangan fajar, dan biasanya hal ini dilakukan, pada saat mendekati hari H. Praktiknya itu sendiri dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang langsung, barang, bahkan Sembako lainnya. Tentu ini pelanggaran dalam kampanye," ucap Damar seraya mengingatkan dalam kesempatan terpisah.
Untuk itu, Damar berharap, pemilih sendiri harus betul-betul cerdas dalam menentukan pilihannya, buat apa memilih kepala desa yang hanya berambisi pada kepentingan pribadi dan golongannya.
Tentunya sambung Damar, ini akan menjadi masalah baru bagi desa, dan rakyat itu sendiri. Karena bukannya menjadi lebih baik, malah sebaliknyaa menjadi bobrok nantinya.
"Untuk melihat dan menentukan pilihan, tentu kita harus melihat kapasitas dari calon itu sendiri. Kalau pernah menjabat dan tersandung masalah, kenapa harus dipilih lagi," pungkasnya.