SUKABUMIUPDATE.com – Warga Desa Sinaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tantang Pemerintah Daerah (Pemda) tutup PT SCG, atau warga pergi dari desa, dengan ketentuan dan regulasi yang ada. Hal itu, disampaikan Esih Nurlisa (48 tahun), salah satu warga Desa Sinaresmi.
BACA JUGA:Â Peringati Hari Tani Nasional, Puluhan Aktivis Geruduk Gedung Pendopo Sukabumi
"Kami menuntut pabrik, segera ditutup, atau kami mundur. Namun, tentu harus sesuai dengan regulasi yang ada. Karena banyak dampak yang dirasakan oleh warga," tandas Esih, usai mengikuti aksi unjukrasa di Gedung Negara Pendopo Jalan A Yani, Kota Sukabumi, Senin (25/9/2017).
Esih mengaku, tidak ingin berdekatan terus dengan pabrik, lantaran keadaan di desanya semakin bertambah parah, akibat yang ditimbulkan pabrik SCG.
BACA JUGA:Â Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi Desak PT. SCG Beli Alat Pendeteksi Polusi
"Air terkontaminasi, gagal panen, polusi, bahkan tidak sedikit terserang penyakit gatal-gatal, dan Ispa. Jadi apa harapan kami kedepannya? Jika terus di sana," bebernya seraya mempertanyakan.
Karena itu, Esih mewakili warga lainnya, menuntut kepada pemerintah, dan pihk perusahaan untuk mencari solusi terbaik, siapa yang akan mundur?
BACA JUGA:Â Warga Kebonmanggu Kabupaten Sukabumi Gatal-Gatal Diduga Akibat Pabrik SCG, Ini Respon DLH
"Setiap hari, debu bertebaran, bahkan terang-terangan kepulan asap membumbung hitam pekat, siang hari, sekitar pukul 11.00 WIB," terangnya.
Esih mengungkapkan pernah mendatangi perusahaan, dan mempertanyakannya.
BACA JUGA:Â HMI Pertanyakan Transparansi Pengelolaan CSR PT Semen Jawa Kabupaten Sukabumi
"Mereka bilangnya hanya kebocoran saja. Tapi apa mungkin, setiap hari bocor. Kalau mereka tahu, akan ada peninjauan, libur berproduksi. Dua sampai tiga hari, kembali beroperasi," tuturnya.
Menurut Esih yang terdampak, hampir lima desa, sementara yang menuntut ke luar satu desa, dari empat Kedusunan. "Kami hanya menuntut keadilan," pungkasnya.