SUKABUMIUPDATE.com – Malang nian, nasib yang kini dialami Bunga (Nama samaran), kelahiran 14 tahun silam ini alami pendarahan dan trauma berkepanjangan.
Gadis belia asal Ciracap, Kabupaten Sukabumi ini mengaku jadi korban perkosaan tetangganya sendiri hingga beberapa kali.
Bunga yang hanya lulusan sekolah dasar (SD) ini mengatakan, pertama kali disetubuhi di rumah pelaku yang tak jauh dari kediamannya, berjarak sekitar 50 meter.
“Waktu tepatnya sudah lupa, tak ingat lagi. Kejadiannya sebulan sebelum Ramadhan,†ucapnya, kepada sukabumiupdate.com saat disambangi di kediamannya, Sabtu (16/9/2017).
Bunga menceritakan, saat itu pelaku datang ke rumahnya, sekitar pukul 12.00 WIB, waktu itu keadaan rumah sedang sepi karena ibunya sudah berangkat jualan, dan adik perempuannya juga telah berangkat ke sekolah.
“Bilangnya sih disuruh menyapu di rumahnya, bersih-bersih kamar karena banyak debu. Janjinya, nanti akan dikasih uang Rp10 ribu,†ujarnya lirih.
Awalnya, bunga hendak mengajak temannya, namun dilarang pelaku dan akhirnya menuruti permintaannya tanpa rasa curiga sedikitpun terhadap akal bulus pelaku.
Namun, sesampainya di rumah pelaku, ketika memasuki kamarnya hendak menyapu, tak lama kemudian, kata Bunga, pelaku masuk sambil menodongkan senjata tajam, berupa golok ke arah lehernya sambil mengancam dan memaksanya agar melayani nafsu bejadnya.
BACA JUGA:Â Diduga Jadi Korban Pemerkosaan, Kini Bunga Terbaring di IGD Rumah Sakit Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Sambil tangan diikat dan mulut disumpal, sambung Bunga, celananya dipelorotin ke bawah dan dirinya disetubuhi.
Dengan air mata membasahi pipinya dan bicara terbata-bata, gadis polos ini kembali melanjutkan ceritanya, “Setelah itu, saya disuruh pulang sambil diancam, kalau bilang pada ibu atau sama siapa saja, dia akan membunuh saya dan ibu,†ucapnya seraya menutupi mukanya.
Kedua kalinya, lanjut Bunga, waktu bulan Ramadhan sehabis pulang main dari rumah temannya, siang-siang. Ia dibuntuti terus pelaku mengeluarkan pisau sambil menodongkan kearah perutnya, lalu membawanya ke rumah pelaku dan di kamar yang sama kembali disetubuhi disertai ancaman.
BACA JUGA:Â Perkosa Cucu Dua Kali Usai Nonton Film Biru, Kakek dari Ciambarjaya Kabupaten Sukabumi
“Kalau yang terkhir waktu bulan Ramadhan di rumah saya, ibu sudah pergi jualan sayur dan ikan. Saat itu saya sedang nonton TV sambil tiduran, saya kaget tiba-tiba ia datang sambil bawa pisau lalu mengancam saya dan membawa ke kamar. Tangan saya diikat ke belakang, dan mulut juga disumpal, dipaksa lagi harus melayani (Disetubuhi),†tuturnya dengan suara terputus-putus.
Dua minggu ke belakang saat mencuci di sungai dekat Jembatan Cikodehel sekitar pukul 10.00 WIB, Bunga mengaku mengalami pendarahan hebat selama dua jam lamanya dan malamnya pun ia (Bunga) keguguran.
“Kalau tidak salah, Selasa malam, saat mengetahui kondisi ini, ibu saya membawa berobat ke bidan. Kamis malamnya, waktu itu saya di infus lalu disuruh buang air kecil untuk dicek, ternyata kata bidan positif hamil dengan usia kehamilan tiga bulan. Sekarang juga masih pendarahan. Saya ingin sehat,†terangnya lirih.
Sementara Tini (48 tahun), ibu Bunga tidak menyangka dengan kejadian tersebut. “Selama ini anaknya (Bunga) tidak pernah cerita, mungkin takut ancaman dari pelaku,†katanya, sambil menyeka air matanya dengan ujung kain.
BACA JUGA:Â Warga Ciambar Pelaku Pencabulan Gadis Cibadak Dilimpahkan ke Polres Sukabumi
Diakuinya, selama ini memang ia sering meninggalkan putrinya itu karena harus mencari nafkah, setelah bercerai dengan suaminya sekitar tiga tahun yang lalu dan kini tidak tahu di mana keberadaan ayah kandung Bunga itu.
“Saya banting tulang cari uang untuk putri saya, dan adiknya yang masih sekolah. Mungkin, kalau tidak terjadi pendarahan pada anak saya ini, pasti sampai detik ini tidak tahu apa yang terjadi pada dia,†kata Tini sambil terisak.
Putrinya (Bunga) ini, kata Tini, hanya tamat SD, mau melanjutkan tapi tidak punya biaya. “Mungkin sudah nasib orang tak punya, sekarang pun berobat mau pinjam ke saudara di Bogor, karena uang pemberian pelaku sebesar Rp4 juta, pada Minggu (10/9) lalu, tinggal tersisa Rp300 ribu lagi,†aku Tini.
Sudah tujuh kali berobat namun belum ada perkembangan terhadap Bunga. “Kami hanya bisa berdoa, semoga keadilan bisa ditunjukkan,†pungkasnya penuh harap.