SUKABUMIUPDATE.com – Setiap harinya pria paruh baya ini berkeliling kampung, menelusuri gang, jalan setapak, berbatu, sampai jalan aspal. Dari satu desa ke desa lainnya, bahkan antar kecamatan pun kerap dijelajahinya.
Tak kenal lelah, apa yang dilakukan Adin (53 tahun), pedagang es cincau asal Kampung Ciranjang Sawah, Desa Karangmekar, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi ini mengais rezeki demi menghidupi keluargnya.
Terlebih, apa yang dilakukannya itu dan tetap bertahan hingga sekarang, semata-mata demi sang anak, salah satunya Saprudin (16 tahun) yang kini menderita lumpuh.
BACA JUGA:Â Hadapi Lebaran, Kuli Sadap Getah Pinus Sagaranten Kabupaten Sukabumi Harap THR
Dengan semangat perjuangan, dan penuh rasa tanggungjawabnya kepada keluarga, suami dari istri Salsih (51 tahun) atau biasa disapa Isal ini mengaku tak punya pekerjaan lainnya lagi, selain jadi buruh tani, dan berjualan es cincau yang dipikul berkeliling itu.
Ayah tiga orang anak, masing-masing bernama Euis (20 tahun), Eka (18 tahun) yang saat ini sudah menikah, dan Saprudin, mulai berangkat jualan sekitar pukul 09.00 WIB, sampai pulang kembali ke rumah pada pukul 14:00 WIB, bahkan terkadang hingga pukul 15:00 WIB.
BACA JUGA:Â Penghasilan Hamid Tuna Netra di Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi Rp8.800 per Hari
Bermodalkan kurang lebih Rp75 ribu, untuk membeli bahan-bahan es cincau, seperti gula pasir, kelapa tua, daun cincau, dan kantong plastik, penghasilan kotor yang didapat, kalau jualannya habis, bisa mencapai Rp150 ribu. Keuntungannya yang sebesar Rp75 ribu itupun tergantung cuaca, kalau musim sedang hujan, sementara beralih profesi jadi buruh tani.
“Saya tidak punya pekerjaan lain lagi, selain jualan es cincau ini. Kecuali nanti di musim hujan jadi kuli, sebagai operator traktor punya orang,†ujar Adin, kepada sukabumiupdate.com, ketika disambangi di kediamannya, baru-baru ini.
BACA JUGA:Â Kisah Pilu Dua Siti Warga Ciracap Kabupaten Sukabumi
Setiap harinya, keliling kampung rata-rata sejauh 25 Kilometer (Km) ditempuhnya sambil memikul tanggungan es cincau, dengan melewati beberapa desa, bahkan sampai ke Kecamatan Jampang Kulon.
“Sudah hampir 10 tahun, saya jualan es cincau ini, walaupun hanya cukup untuk makan, dan biaya sekolah anak, namun tetap saya jalani demi keluarga, terutama untuk anak yang masih sekolah ini,†ungkapnya.
Ia pun tak tahu, dan hanya bisa pasrah, entah sampai kapan dengan kondisi seperti ini bisa bertahan.