SUKABUMIUPDATE.com - Kukang jawa (Nycticebus javanicus) merupakan primata Strepsirrhini dan spesies Kukang asli dari bagian barat, dan tengah, dari Pulau Jawa, di Indonesia.
Kawasan Geopark Cileutuh-Palabuhanratu merupakan jadi salah satu habitat asli Kukang ini. "Selain di Suaka Margasatwa Cikepuh, Kukang jawa kadang masih bisa dijumpai di hutan, dan kebun, milik warga," ujar Asep Supriatna, aktivis lingkungan dari Paguyuban Alam Pakiduan Sukabumi (PAPSI) kepada sukabumiupdate.com, saat ditemui di sekretariatnya di Kampung Panenjoan, Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (10/9/2017) siang.
BACA JUGA:Â 20 Kukang Jawa Dilepasliarkan ke Hutan Halimun Salak Kabupaten Sukabumi
Namun kata Asep, meski hewan nokturnal (Aktif di malam hari ) ini memiliki tampang menggemaskan dan juga bergerak lambat, Kukang tetaplah binatang liar yang memiliki insting untuk membela diri, jika didekati.
"Sebaiknya dibiarkan saja, jika kita berjumpa secara tidak sengaja dengan Kukang. Jangan berusaha untuk menyentuhnya, gigitannya kuat, dan juga tajam,' tegas Asep.
Asep menjelaskan, saat ini populasi Kukang jawa mengalami penurunan tajam karena perburuan liar untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis, dan terkadang untuk obat tradisional, serta karena rusaknya habitat tempat tinggal Kukang akibat perambahan hutan.
BACA JUGA:Â Habitat Terancam, Owa Jawa Cari Makan ke Rumah Warga di Lengkong Kabupaten Sukabumi
Ia pun mengimbau warga, juga kepada para pengunjung untuk bisa terlibat dalam upaya pelestarian alam dan ekosistem Geopark, biarkan binatang hidup damai berdampingan dengan manusia.
"Kita harus bisa tunjukan pada dunia, jika di kawasan Geopark Cileutuh-Pabuhanratu, manusia bisa hidup harmonis dengan alam, berdampingan bersama mahluk hidup lainnya," pungkas Asep.