Lumpuh Layu, Bocah Malang Asal Nagrak Kabupaten Sukabumi Butuh Uluran Tangan

Selasa 05 September 2017, 13:02 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Divonis idap polio, bocah (7 tahun) asal Kampung Cisadaria RT 01/02, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kini membutuhkan uluran tangan.

Sebut saja, Arifin Suhendar, Anak pasangan suami istri (Pasuti) Suhendar (42 tahun), dan Nurlaela (38 tahun), merupakan putra kedua dari tiga bersaudara ini sekarang tak bisa berbuat apa-apa, hanya digendong sang ayah yang begitu sangat menyayanginya.

Menurut kedua orang tuanya, mestinya Arifin saat ini sudah mengenyam pendidkan di bangku Sekolah Dasar (SD), namun apa daya, akibat kondisi yang tak memungkinkan, Arifin pun sekarang hanya bisa berjalan dengan cara merayap.

BACA JUGA: Suami Lumpuh, Warga Cibiru Kabupaten Sukabumi Ini Jadi Tulang Punggung

“Sejak masih usia enam bulan, mulai sakit-sakitan seperti demam tinggi, panas, dan sempat kejang-kejang dalam sehari bisa hingga dua kali,” ujar Nurlaela, ibu kandung Arifin, kepada sukabumiupdate.com, ketika disambangi di kediamannya, Selasa (5/0/2017).

Saat kejang-kejang, kata dirinya, anak tersebut acuh walau pun diberi mainan, seperti punya alam atau dunia sendiri. “Kami pun tak tinggal diam dan membawanya ke dokter, ke dukun, ke tukang pijat, dan semua orang yang kasih tahu, kami lakukan demi anak kami,” tutu Nurlaela.

Kalau keterangan dari medis, kata Nurlaela, anaknya itu di vonis menderita polio, tapi dari dukun, sawan bangkai, karena waktu pulang lahiran melewati pemakaman besar.

BACA JUGA: Pilu, Bocah Lumpuh asal Cibadak Kabupaten Sukabumi yang Tidak Berani Bermimpi

“Ya, dari situ sampai umur dua tahun, anak kami tak bisa duduk, dan belum bisa apa-apa. Badannya lemas,” ucapnya sedih.

Umur empat tahun, mereka pun membawa Arifin ke tukang pijat di daerah Segog Salamanjah, selama tiga tahun dipijat dan ada perubahan.

“Bisa duduk merayap, jalan pakai pantat. Selama tiga tahun dipijat, belum bisa jalan, dan berdiri, baru enam bulan terakhir di terapi di Rumah Sakit Bunut (RSUD R Syamsudin SH), itupun pakai kartu KIS. Selama enam bulan terapi, baru bisa bicara sepatah dua patah kata,” beber Nurlaela, diamini Suhendar, suaminya.

Karena telinganya juga sakit, sebut dirinya, Arifin pun dirujuk lagi ke dokter THT.

BACA JUGA: Bapak Bisu, Ibu Lumpuh, Dua Anak Tak Sekolah karena Tiada Biaya, Warga Cioray Kabupaten Sukabumi

“Diperiksa pendengarannya, biayanya hampir Rp500.000,- itupun uangnya dapat pinjam dari tetangga saudara. Hasilnya, menurut dokter THT, kupingnya tidak bisa mendengar 100 persen, harus ada tes lanjutan, namanya tes bera, biayanya Rp1.200.000,- saya tak mampu, uang dari mana? Bapaknya saja dagang asongan,” ungkap Nurlaela, seraya menghela nafas panjang.

Bukannya tidak mau mengobati anak, kata Nurlaela, untuk makan dan biaya sehari-hari saja sudah repot, dan Arifin pun hingga kini masih minum susu. “Satu kaleng buat dua hari, dan kami pun belum mengikuti saran dari medis untuk tes bera yang biayanya Rp1.200.000,- dan sepatunya yang khusus harganya Rp600.000,- belum juga kami laksanakan karena uangnya dari mana? Harapan kami, mudah-mudahan ada yang peduli kepada anak saya yang mengalami sakit seperti ini. Kami pun ingin, anak kami bisa jalan seperti anak orang lain,” harapnya.

Nurlaela mempertanyakan, apakah sehabis melahirkan, karena suka disuntik sehingga kondisi anaknya sekarang seperti itu.

“Kami bukannya menyangka, apakah gara-gara disuntik, apakah dari suntikan itu pas melahirkan, saya tidak tahu masalah itu. Dikarenakan anak yang pertama, dan ketiga, semuanya normal. Tapi anak yang kedua (Arifin) jadi seperti ini. Kalau anak pertama lahirnya di rumah, sama Paraji (Dukun beranak), yang ketiga lahirnya di Sekarwangi (Rumah Sakit), tidak tahu di suntik atau tidaknya?,” bebernya menutup pembicaraan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 17:22 WIB

Banjir dan Pergerakan Tanah di Sagaranten Sukabumi, Perlu Relokasi Jalan dan Normalisasi Sungai

Petugas melakukan asesmen dan membantu warga yang terdampak.
Kondisi jalan yang terdampak pergerakan tanah di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel23 November 2024, 16:57 WIB

Tinggi 35 Meter, Indahnya Curug Luhur sebagai Wisata Air Terjun di Ciracap Sukabumi

Akses jalan menuju curug telah diaspal, begitu juga area parkir.
Curug Luhur di Kampung Cikawung, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ragil Gilang
Sukabumi23 November 2024, 16:28 WIB

Rumah Warga di Nagrak Sukabumi Terseret Longsor, 11 Jiwa Mengungsi

Dampak longsor mengancam dua rumah lain.
Rumah yang terseret longsor di Kampung Cijulang RT 04/04 Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: P2BK Nagrak
Bola23 November 2024, 16:00 WIB

Dewa United vs Bali United di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Prediksi Skor

Dewa United vs Bali United akan tersaji malam ini dalam lanjutan Liga 1 pekan ke-11.
Dewa United vs Bali United akan tersaji malam ini dalam lanjutan Liga 1 pekan ke-11. (Sumber : X/@BaliUtd/Dewaunited).
Inspirasi23 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sales Executive/Pramuniaga Minimal SMA/SMK, Penempatan Kota Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini segera daftarkan diri sekarang juga!
Loker Sales Executive/Pramuniaga Minimal SMA/SMK, Penempatan Kota Sukabumi (Sumber : Freepik/sastock)
Sukabumi23 November 2024, 14:47 WIB

21 Raperda, Usulan Propemperda Kabupaten Sukabumi 2025 Mulai Dibahas

PROPEMPERDA Kabupaten Sukabumi tahun 2025 sebanyak 21 (dua puluh satu) Raperda. 12 (dua belas) Raperda usul prakarsa DPRD sebagaimana usulan dari komisi-komisi dan BAPEMPERDA dan 9 (sembilan) Raperda usulan Pemerintah
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menghadiri Rapat Paripurna DPRD dalam rangka Penetapan Propemperda Tahun 2025 (Sumber: dokpim Kabupaten Sukabumi)
Entertainment23 November 2024, 14:27 WIB

Menanti Teater Musikal Sri Asih Sukabumi, Bangkit Dari Kubur Setelah Puluhan Tahun Mati

Yup, Sri Asih sebagai entitas seni pertunjukan di Kota Sukabumi akan lahir kembali dalam format kekinian yaitu teater musikal. Kelompok
Aktor atau pelakon Sri Asih 1989 akan mencoba menghidupkan kembali Seni Pertunjukkan Sri Asih di Sukabumi (Sumber: su/fit)
Sukabumi23 November 2024, 13:55 WIB

Longsor di Sukabumi, Jalan Sagaranten Kalibunder Tertutup Tanah dan Batu

Akses penghubung Kecamatan Sagaranten dan Kecamatan Kalibunder, di Kampung Cisagu RT. 001/002 Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten, tidak dapat dilintasi kendaraan. Longsor terjadi sekitar pukul 22.30 WIB malam
Jalan Sagaranten Kalibunder Kabupaten Sukabumi tertutup longsor, Jumat malam (22/11/2024) (Sumber: istimewa)
Food & Travel23 November 2024, 13:00 WIB

Danau Biru Cibanten, Wisata Gratis di Banten yang Mata Airnya Tidak Pernah Mengering

Dengan suasana yang tenang dan fasilitas yang cukup lengkap, Danau Biru Cibanten akan memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan.
Danau Biru Cibanten adalah destinasi wisata yang cocok untuk Anda yang ingin menikmati keindahan alam yang masih asri dan menyegarkan pikiran. (Sumber : Instagram/@prasetiarm).