SUKABUMIUPDATE.com – Hidup itu tantangan. Ungkapan itu tampaknya disadari betul Eliah Sambas (45 tahun) warga Kampung Mekarwangi RT 18/10, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Di saat suaminya jatuh sakit, Eliah mengambil alih tanggung jawab keluarga. Â
Ia memilih berjualan sayur keliling demi menutupi kebutuhan rumah tangganya, walau pulang jelang maghrib menjadi kebiasaannya. Modal awal berjualan, ia dapat dengan cara meminjam ke salah satu bank sebesar Rp8 juta. Dagangannya hanya digendong, dan sebahagian dibungkus dalam kantong plastik.
BACA JUGA:Â Suami Lumpuh, Warga Cibiru Kabupaten Sukabumi Ini Jadi Tulang Punggung
Berjualan sayur keliling dengan berjalan kaki dari satu kampung ke kampung lainnya, ia lakoni karena suaminya Ugan Sugandi (50 tahun) sudah tak mampu lagi bekerja berat akibat penyakit asma yang dideritanya. Bahkan untuk mengobati penyakit asma akut itu, mereka rela menjual sawah yang menjadi tumpuan masa depan.
“Saya berjualan mulai dari pukul 10.00 WIB, dan pulang hampir menjelang maghrib. Sekarang bapak sudah tidak bisa bekerja. Sebelumnya, kerja apapun dilakoni demi membiayai keluarga,†ujar Eliah kepada sukabumiupdate.com Rabu (30/8/2017), ditengah-tengah kesibukannya berjualan.
Pasangan Eliah Sambas dan Ugan Suganda, dikarunia tiga anak. Nurdin Nuridiansyah (29 tahun) anak pertamanya sudah berkeluarga. Anak keduanya Galih Nugraha masih duduk di bangku kelas sembilan SMP Negeri 3 Surade, dan anak ketiga Lala Febriana duduk di kelas satu SD negeri 5 Pasiripis, Surade.
BACA JUGA:Â Demi Bertani Leunca Narsih Bersama Dua Anak Balita Tinggal di Hutan Gunung Wayang Kabupaten Sukabumi
Elah menyebutkan sudah sembilan tahun menjadi pedagang sayur keliling. Sebelumnya, ia berjualan untuk membantu ekonomi keluarga. Kini, usaha itu menjadi andalan keluarga. Tak banyak keuntungan yang ia dapat dari hasil berjualan sayuran itu.
“Sehari alhamdulillah bisa mendapatkan keuntungan Rp50 ribu. Keuntungan ini dipergunakan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak. Beruntung anak saya dapat Kartu Indonesia Pintar (KIP-red) sehingga mengurangi sedikit beban,†ungkapnya.
Eliah menyebutkan, dari setiap kantong atau satu ikat sayuran yang dijual kepada konsumen, Eliah mendapatkan keuntungan sebesar Rp500 rupiah. “Saya dagang sayuran seperti Leunca, genjer, dan macam sayuran lain. Saya dapatkan sayuran ini dari pasar dan sebagian dari petani. Genjer satu ikat saya jual Rp2.500, danleunca satu kantong saya jual Rp2.000,†paparnya.
BACA JUGA:Â Mimpi Ibu Lima Anak Sekolahkan Anak Hingga SMA, Warga Sukaresmi Kabupaten Sukabumi
Eliah menambahkan ia sangat bersyukur karena usaha ini mendapat dukungan dari anak-anaknya. “Mereka tidak pernah mengeluh akan keadaan ini. Setiap hari, saya hanya bisa memberikan uang jajan bagi anak yang SMP sebesar Rp5 ribu, dan yang SD Rp2 ribu. Mereka sangat senang, dan memilih berjalan kaki ke sekolah dengan jarak kurang lebih 1,5 kilometer,†katanya.
Bahkan, kata dia, prestasi di sekolah sangat bagus, karena berhasil meraih ranking kedua. “Anak saya berencana ingin melanjutkan sekolah ke tingkat SLTA. Dan saya harus mewujudkan keinginan anak agar bisa melanjutkan pendidikan, walau saya harus bekerja keras†imbuhnya.