SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi, Agus Mulyadi membantah keras pemberitaan sebuah koran terbit bulanan. Di mana dalam koran bulanan tersebut, Agus disebut telah memotong anggaran program Aspirasi Pembangunan Desa 2017.
Tidak hanya Agus, lembaga Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Sukabumi juga disebut telah ikut memotong dari dana program itu.
Dalam isi berita di koran bulanan tersebut. Dari total anggaran Rp 100 juta untuk setiap desa yang memperoleh program Aspirasi Pembangunan Desa 2017, Agus dituduh memotong 10 persen dan APDESI Kabupaten Sukabumi 20 persen.
BACA JUGA:Â Diberitakan Marahi Wartawan, Ini Pembelaan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi
Tuduhan pemotongan dana program pembangunan desa itu sendiri muncul setelah wartawan media bulanan tersebut melakukan wawancara dengan salah seorang kepala desa yang ada di Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi.
"1000 persen saya pastikan saya tidak pernah memotong dana aspirasi itu. Coba buktikan di depan hukum kalau itu tuduhan benar," kata Agus Mulyadi, Rabu (30/8).
Agus juga merasa tak habis pikir dengan judul berita koran tersebut yang dinilai sangat bombastis, isi berita yang tidak berimbang dan terkesan menyudutkan dirinya.
BACA JUGA:Â Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Bantah Berita Dirinya Pemilik Restauran di Bogor
"Harusnya jangan main publis saja tanpa konfirmasi dulu ke saya. Harusnya kan dalam kode etik jurnalistik, seseorang yang akan jadi objek pemberitaan harus dikonfirmasi dulu benar atau tidaknya tudingan tersebut. Jelas bagi saya ini pelanggaran kode etik jurnalistik,"tegasnya.
Atas pemberitaan koran bulanan ini, Agus melalui tim pengacaranya berencana akan mengadukan media dan wartawan yang dinilainya sudah melakukan pencemaran nama baik.
"Saya mau kordinasi dulu sama dewan pers, setelah itu ke pihak kepolisian,"terangnya.
BACA JUGA:Â Ketika Pemilik Nama Agus di Sukabumi Berserikat
Dihubungi terpisah, Endang Solihin Kepala Desa Mangkalaya Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, mengaku tidak merasa diwawancarai oleh koran bulanan itu.
"Kalau ketemu wartawannya iya betul, tapi saya tidak merasa diwawancarai apalagi untuk diberitakan. Saya hanya curhat saja tidak sadar kalau mau diberitakan. Saya merasa dijebak kalau seperti ini mah,"singkatnya.