SUKABUMIUPDATE.com - Aben (63 tahun) memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri alias Gandir, akibat penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.
Namun dibalik itu semua, kepergian Aben meninggalkan rasa pilu bagi Yeyet (52 tahun) istrinya, dan Sawitri (18 tahun) anak semata wayangnya.
Yeyet mengisahkan, ia sudah berumah tangga selama 25 tahun dengan Aben. “Saya dengan dia itu ketemu janda dan duda. Selama berumah tangga, kami tidak pernah cek-cok,†ucap Yeyet Senin (28/8/2017).
BACA JUGA:Â Soal Warga Cimuncang Kabupaten Sukabumi, Ini Kata Polisi
Sebelum menderita penyakit diabetes, Aben termasuk pekerja keras, dan sangat sayang terhadap keluarga, khususnya kepada anak dan cucu. “Suami saya itu jarang ngomong. Dia empat tahun terakhir ini menderita diabetes. Saat kondisinya melemah, ia tidak kuat lagi bekerja,†ujar dia.
Yeyet mengaku tak menyangka suaminya nekad gandir. "Kejadian ini tak di sangka-sangka, tidak ada tanda-tanda atau pun obrolan yang sifatnya wasiat atau pesan terakhir," katanya terbata-bata.
BACA JUGA:Â Diduga Depresi, Warga Cimuncang Kabupaten Sukabumi Akhiri Hidup dengan Gantung Diri
Sementara Sawitri menuturkan sangat sedih akan kepergian bapaknya itu. "siapa orangnya yang tidak sedih ditinggal pergi sama orang tuanya. Saya tidak menyangka bapak harus melakukan semua ini, tak pernah ada ucapan atau pembicaraan sebelum bapak meninggal,†ungkap Sawitri.
Anak tiri Aben, Eti (38) menilai Aben sebagai orang tua yang sangat sayang terhadap keluarga. “Saya menganggap almarhum seperti bapak kandung. Beliau tak pernah membeda-bedakan, apalagi soal biaya pendidikan. Hanya saja, semenjak sakit, kami belum pernah membawanya ke rumah sakit, hanya berobat ke dokter atau mantri yang ada di Surade. Apalagi dokter belum pernah menganjurkan untuk dibawa ke rumah sakit,†ungkap Eti.
BACA JUGA:Â Tewas Gantung Diri, Warga Cidadap Kabupaten Sukabumi
Hal senada diungkapkan Hapid (55 tahun) tetangga Aben. Menurut Hapid, selama bertetangga, Aben tidak pernah berselih paham dengan tetangga dan sangat aktif dalam kegiatan lingkungan.
“Kalau ada kegiatan di lingkungan ke RT-an, seperti hajatan bahkan ada warga kena musibah pun dia sering membantu dengan tenaganya. Di rumah tangga pun tidak pernah terdengar ada pertengkaran. Terakhir ketemu saat melaksanakan sholat jumat, wajahnya sangat beda, bersih dan bercahaya," kenang Hapid.