SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Sukasari, Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, keluhkan perubahan warna, bau, dan kotor, di sungai yang diduga akibat pembuangan limbah salah satu perusahaan di hulu sungai, serta kiriman sampah yang menumpuk di sekitar sungai dekat pemukiman warga itu.
Willy Pratama (23 tahun), warga setempat mengatakan penampakan sungai tercemar tersebut sudah lama terjadi bahkan warga sering membersihkan sungai tersebut dengan bergotong royong.
"Sudah sering, warga membersihkan sungai, namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama, selang satu hari sampah kembali menumpuk. Baru kemarin dibersihkan, sekarang sudah seperti ini," kata Willy, kepada sukabumiupdate.com, Minggu (27/8/2017).
BACA JUGA:Â Selama Ramadhan, Sampah di Kota Sukabumi Meningkat 30 Ton
Masih dikatakan Willy, warga pun kini terpaksa harus mencium bau busuk dampak tercemarnya sungai tersebut, apalagi saat musim panas seperti sekarang, tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) yang dibangun warga, tidak terpakai, dan tidak sedikit ikan di kolam mati.
"Waktu itu, warga pernah protes ke perusahaan yang membuang limbah, namun responnya hanya sebentar, kembali sungai pun kotor. Ketika hujan juga, sungai jadi bau, dan sepertinya mereka membuang limbah saat hujan," keluhnya.
Sementara Nurul Zaman Hadi, warga lainnya membenarkan bahwa limbah tersebut berasal dari salah satu perusahaan, dan sampah pun berasal dari hulu sungai, bahkan kolam ikan warga ikut terimbas dari limbah tersebut.
"Dulu, aliran sungai ini bisa dipakai berenang. Sekarang banyak petani ikan di Cikujang, terpaksa gulung tikar," ujarnya dalam kesempatan sama.
BACA JUGA:Â Aki Uci Berharap Pembuang Sampah ke Sungai Cipelangleutik Kota Sukabumi Diberi Hidayah
Nurul menambahkan, sebetulnya protes dari warga sering dilontarkan ke pihak perusahaan, namun selalu mental. Sedangkan menurutnya, banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
"Entah ada apa? Protes selalu mental, padahal ini PR (Pekerjaan rumah) bersama, baik kelurahan, kecamatan, serta peran pemerintah. Talud ini juga, bahkan keluarga, dan warga yang membangun," tuturnya.