SUKABUMIUPDATE.com - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi mengutuk keras tindakan refresif aparat di Universitas Sriwijaya (Unsri), Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, saat unjuk rasa penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Â Â
“Represifitas yang di lakukan oleh aparat kepada mahasiswa di Unsri yang terjadi kemarin, sangat kami sayangkan. Rekan-rekan mahasiswa di sana menuntut keadilan akan kenaikan UKT, adalah hal yang wajar,†ujar Ketua GMNI Sukabumi, Dewek Sapta Anugrah, Sabtu (5/8/2017) malam pukul 19.30 WIB.
BACA JUGA:Â GMNI Sukabumi Sayangkan Pengrusakan Pos Dishub
Kenaikan UKT di Universitas tersebut, nilai Dewek, sangat memberatkan para mahasiswa. “Aksi yang mereka lakukan, sebagai satu cara untuk mendengar penjelasan dari rektorat kampus. Dan, rektorat malah melakukan tindakan diluar harapan para mahasiswa. Sehingga tiga orang mahasiswa Unsri dinonaktifkan secara tidak hormat oleh pihak kampus,†pandang Dewek.
Dewek mengatakan di alam demokrasi ini, setiap warga negara berhak menyampaikan pendapatnya baik secara tertulis atau secara langsung, sebagaimana yang telah di jamin oleh Undang-undang.
BACA JUGA:Â Bukber Tim Sukses Marwan-Adjo, GMNI Sukabumi: Beri Porsi Wabup, Partai Pengusung Harus Tanggung Jawab
“Untuk itu kami meminta represifitas yang dilakukan oleh aparat ini perlu di tindak lanjut, agar hal serupa tidak kembali terjadi di kemudian hari. Apabila represifitas ini dibiarkan, maka ini menjadi suatu pertanda bahwa gaya fasisme telah kembali berkembang di alam masyarakat demokrasi Indonesia saat ini,†tegas dia. Â
Perlu diketahui, tambah Dewek, cara-cara tersebut, adalah cara yang di lakukan oleh rezim orde baru.
BACA JUGA:Â GMNI: Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Sukabumi Keliru
“Dan sekarang masa reformasi. Di mana pembangunan demokrasi kehidupan harus mampu di bangun dalam pondasi yang terjamin. Setiap warga Negara, dalam hal ini mahasiswa, berhak menuntut keadilan di republik ini,†tegas Dewek.