SUKABUMIUPDATE.com – Gunung Badak-Pulau Kunti di Pantai Cikadal Desa Mandrajaya Kecamatan Ciemas, merupakan salah satu Geosite utama yang akan dikunjungi tim assessor Unesco Global Geopark (UGG) di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Informasi dihimpun, Geosite Gunung Badak-Pulau Kunti ini mewakili tema Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, "Pengangkatan batuan zona subduksi dan Evolusi muka busur". Geosite Gunung Badak-Pulau Kunti, merupakan hutan konservasi dengan suasana alam yang sejuk dan udara bersih nan segar. Melewati Gunung Badak, di sana bisa menjumpai Pulau Kunti yang elok.
BACA JUGA:Â Keindahan Alam Puncak Tugu Mekarjaya Kabupaten Sukabumi
Menurut Agus (42 tahun), nelayan yang juga eks anggota kelompok masyarakat konservasi (Pokmasi), untuk mencapai ke lokasi Gunung Badak-Pulau Kunti bisa ditempuh dengan waktu sekitar satu jam, kalau jalan kaki dari Geopark Cikadal, melewati jalan tanah dan berbatu.
“Sedangkan, kalau pakai perahu, paling sekitar 20 menit,†tutur Agus kepada sukabumiupdate.com, Kamis (20/7/2017).
BACA JUGA:Â Ingin Nikmati Suasana Alam, Curug Gentong di Waluran Kabupaten Sukabumi Bisa Dijadikan Pilihan Berwisata
Kata Agus, memang Pulau Kunti sekarang merupakan tempat yang sering dikunjungi wisatawan, mereka selain berfoto, ada juga yang botram, bahkan ada yang sengaja mancing ikan.
Pulau Kunti ini ungkapnya, mempunya lobang sepanjang kurang lebih enam meter dengan lebar sekitar empat meter dan tinggi tiga meter. “Tapi, kalau makin dalam itu kurang dari empat meter. Sebagai warga Mandrajaya, saya merasa bangga,†ucap Agus yang juga merupakan warga Kampung Neglasari, Desa Mandrajaya Kecamatan Ciemas ini.
BACA JUGA:Â Ingin Nikmati Suasana Alam, Coba Saja Curug Batu Korsi di Cijangkar Kota Sukabumi
Ia pun menyebutkan, bakal ada penilaian ke Desa Mandrajaya dalam waktu dekat. “Akan ada penilaian/kunjungan tanggal 03 Agustus ke desa ini. Tapi selama akses jalan ke Mandrajaya tidak diperbaiki, Geopark ini tidak ada pengaruhnya untuk peningkatan kesejahteraan warga,†tukasnya.
Kalau pun ada lanjut diirnya, mungkin hanya bisa dinikmati segelintir orang yang punya kedekatan. "Bagi kami, nelayan, ada Geoparkatau tidak ada. Kalau tidak ke laut mah, susah makan juga," tegasnya.