SUKABUMIUPDATE.com – Bercerai dengan suami dan tidak memiliki pekerjaan, tidak membuat Narsih (44 tahun) ibu tujuh orang anak putus asa. Bermodalkan tekad dan keberanian, Narsih memilih tinggal di hutan Gunung Wayang, Kampung Gunung Endut, Kecamatan Parakan Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bersama dua anaknya, bertani leunca (latin : Solanum Nigrum).
Narsih sudah empat bulan menghuni sebuah gubuk dengan ukuran 2X2 meter, yang di buat Ridwan (27 tahun), anak pertama dari hasil perkawinan dengan mantan suaminya Endang (50 tahun). Ia tinggal digubuk itu bersama dua anaknya yang masih berusia balita.
Sebelum tinggal di hutan, ia menempati bekas kandang kambing di Kadupungkur RT 24/1 Desa Makasari, Kecamatan Kalapanunggal, tepat di depan rumah anak pertamanya yang telah menikah.
BACA JUGA:Â Soal Anak dan Ibu Tinggal di Hutan, Pemdes Bojongtipar Kabupaten Sukabumi: Akan Segera Ditangani
“Saya sudah bercerai dengan suami tiga tahun lalu,†kata Narsih yang tercatat sebagai warga Kadupungkur RT 24/1 Desa Makasari, Kecamatan Kalapanunggal, saat menerima kunjungan istri Wakil Bupati Sukabumi,  Nursriawati Adjo Sardjono, Rabu (19/7/2017).
Dari hasil bertani leunca itu, ia bisa menghasilkan uang sebesar Rp 60 ribu sekali panen dalam kurun waktu tujuh hari hingga sepuluh hari. “Sekali panen bisa menghasilkan 20 kilogram. Tengkulak membayar per kilogram Rp3.000. uang hasil penjualan lenca ini bisa menutupi biaya anak yang sekolah di salah satu pesantren di Bogor,†ujar Narsih.
BACA JUGA:Â TKSK Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi Evakuasi Anak Tinggal di Tengah Hutan
Narsih mengatakan memilih bertani di lahan milik Perhutani ini karena faktor ekonomi. Ia tidak tidak pernah memikirkan risiko akan hewan buas yang masih banyak berkeliaran di hutan itu. Apalagi jarak tempuh ke perkampungan terdekat memakan waktu dua jam, sehingga tidak memungkin untuk bolak-balik. Â
Sebenarnya, kata dia,  pihak aparat telah memintanya meninggalkan gubuk di tengah hutan itu. “Tetapi saya acuhkan karena saya harus mencari nafkah buat keenam orang anaknya yang masih butuh biaya hidup,†ujar Narsih.
BACA JUGA:Â Dinsos Kabupaten Sukabumi Batal Kunjungi Riya Wanita Tinggal di Tengah Hutan
Namun Narsih akhirnya menyerah. Ia akhirnya turun gunung ketika Ketua Lembaga Konsulitasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) yang juga  istri Wakil Bupati Sukabumi, Nursriawati Adjo Sardjono mengunjunginya di hutan bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Mupika) Kalapanunggal.
Pada kesempatan itu, Ketua LK3 Nusriawati Adjo Sardjono mengatakan akan membantu Narsih mendapatkan kehidupan yang layak. “Kami akan pikirkan agar Narsih bisa tinggal di rumah yang layak bersama anak-anaknya,†ujar Nusriawati.