SUKABUMIUPDATE.com - Fasilitator Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) Kabupaten Sukabumi adakan rapat koordinasi (Rakor) dalam rangka evaluasi pelaksanaan pendampingan kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Rakor ini akan berlangsung selama dua hari pada Senin dan Selasa (19-20/6) di sebuah hotel di Kabupaten Sukabumi.
Koordinator Fasilitator Kabupaten (Faskab), Dudi Irawan (40) menerangkan, kegiatan diikuti oleh 21 orang Fasilitator Kecamatan (FK) dan 3 orang Fasilitator Kabupaten (Faskab). "Kegiatan rakor ini, rutin kami lakukan setiap bulan. Agar pelaksanaan pendampingan dilapangan dapat terkendali sesuai dengan tahapan dan output kegiatannya benar-benar maksimal," terangnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (19/6).
Rakor ini juga dimanfaatkan oleh para fasilitator untuk berdiskusi tentang penanganan berbagai kendala dan hambatan dilapangan. "Selain menyampaikan informasi yang bersifat top-down, rakor juga kami manfaatkan untuk membahas dan memecahkan masalah teknis dilapangan," lanjut Dudi Irawan.
ia menerangkan, program GSC merupakan salah satu program unggulan pemerintah pusat dibawah Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Program ini, berbasis pemberdayaan masyarakat dan fokus terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Dudi Irawan menerangkan, program GSC ini mulai masuk ke Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007. Dan telah menjadi bagian dari program penanggulangan kemiskinan Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah.
"Program GSC fokus pada peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi balita, dan peningkatan pelayanan pendidikan anak usia SD/SMP termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK-red)," jelas Dudi.
Rencananya, tambah dia, akhir tahun 2017, Pemerintah Pusat akan mengakhiri program yang dahulu bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Kendati hendak diakhiri, tidak menyurutkan semangat para fasilitator dalam pendampingan di lapangan. Hal itu diutarakan salah satu Fasilitator Kecamatan (FK), Faizal (37) yang bertugas di Kecamatan Bojonggenteng.
"Justru semangat kami bertambah menjelang rencana pengakhiran program, kami ingin membuktikan bahwa GSC bisa tetap eksis di tahun pengakhirannya. Namun sebaiknya program ini dilanjutkan. Karena sangat berdampak besar terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia," ungkap Faizal.
Menurut Faizal, sebagai fasilitator, dirinya optimis Program GSC akan melembaga secara prinsif dan pengkaderan di masyarakat dan pemerintah desa.
"Pendidikan dan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan sosial dasar bagi masyarakat. Kini kegiatan yang tadinya dibiayai oleh Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program GSC, mulai bergeser dibiayai oleh APB Desa. Tentu Pemerintah Desa juga memiliki tujuan dan semangat yang sama, ingin meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakatnya," pungkasnya.