SUKABUMIUPDATE.com - Soal keinginan Jampang mekar dari Kabupaten Sukabumi, ternyata tidak semua setuju. Salah satu yang menolak adalah Rahmat Jaya Sasmita (48), tokoh seni asal Jalan Raya Galumpit RT 25/06, Desa Sukamukti, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA:Â Jampang Mekar dari Kabupaten Sukabumi, Abas Kobasah: Pagawean Budak Leutik Ieu Mah
Alasan ketidaksetujuan pria yang akrab di panggil Ki Dalang Rahamat ini, bahwa rencana pemekaran ini tidak ada yang menopang secara serius, baik dari masyarakat, polisiti maupun pemerintah.
BACA JUGA:Â Pagelaran Wayang Golek Tutup Kemeriahan Hari Nelayan Ujunggenteng Kabupaten Sukabumi
“Salah satu syaratnya, sarana dan prasana di wilayah calon yang dimekarkan itu adalah dukungan sarana dan prasara infrastruktur. Sampai sekarang, pembangunan di wilayah Jampang, masih acak-acakan,†ujar Ki Dalang kepada sukabumiupdate.com, Kamis (15/6).
BACA JUGA:Â Mekar dari Kabupaten Sukabumi, Dukungan Warga Pajampangan Terus Mengalir
Bahkan, kata dia, ibu kota Pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang berada di Palabuhanratu, masih perlu penataan. “Pemekaran ini hanya keinginan segelintir orang, dan bersifat sepihak saya rasa,†tandasnya.
BACA JUGA:Â Cak Imin Akan Hadiri Hari Nelayan di Ujunggenteng Kabupaten Sukabumi
Ia mengungkapkan, rencana pemekaran Jampang, bukan kali pertama dihembuskan. Kalaupun terjadi pemekaran, imbuh dia, tidak mungkin terwujud secepat mungkin. “Kita berkaca ke pemekaran desa saja sangat sulit, dan membutuhkan anggaran yang besar. Apalagi skup Kabupaten, psati menghabiskan dana yang tidak sedikit,†imbuhnya.
BACA JUGA:Â F-Hanura: Jampang Ingin Mekar Sebab Stagnasi DOB Sukabumi Utara
Ki Dalang menambahkan, pemekaran atau tidak, sama saja. Bukan hanya keinginan yang menjadi landasan. Tetapi karakter masyarakat suatu daerah juga sangat mempengaruhi.
BACA JUGA:Â Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Undang Forum Pemekaran Jampang Bahas Solusi
“Tapi silakan saja. Itu hak azasi seseorang untuk meminta pemekaran. Kalau dukungan Pemda, anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD), tokoh masyarakat, ulama, pemuda, tidak bulat mendukung, maka akan selalu menjadi wacana,†katanya.