SUKABUMIUPDATE.com - Jalur alternatif dari Kecamatan Lengkong menuju Kecamatan Jampang Kulon-Surade, Kabupaten Sukabumi, kondisinya kini cukup memprihatinkan.
Pantauan di lapangan, selain berlubang, jalan Mataram-Lengkong di beberapa titik hampir sepanjang satu Kilometer (Km) yang biasa dipergunakan masyarakat sebagai jalur alternatif ini juga kondisinya berlumpur dan berbatu, tepatnya mulai dekat jembatan Batukasur Kampung Mataram, Kecamatan Lengkong, sangat dikeluhkan para pengguna jalan dan warga sekitar.
BACA JUGA:Â Simpanglio Bumisari Kabupaten Sukabumi 20 Tahun Tak Diperbaiki, Warga: Seperti Jalan Hantu
“Sebenarnya jalan ini cukup strategis dan dianggap sebagai ‘jalan panakulan’ untuk mempersingkat jarak tempuh dari Sukabumi menuju Jampang Kulon/Surade. Jalan Mataram ini merupakan jalur yang dipakai Elp (kendaraan angkutan umum-red) jurusan Kalibunder-Sukabumi,†terang Juanda (37) warga Kampung Wates RT 08/02, Desa Karanganyar, Kecamatan Jampang Kulon, kepada sukabumiupdate.com saat dikonfirmasi, Jumat (16/6).
Menurut sepengetahuan dirinya, memang sudah lama tidak ada pemeliharaan terhadap jalan tersebut, kendati pernah ada yang melakukan survei ke lapangan.
BACA JUGA:Â Dilintasi Satu Lajur, Jalan di Nyalindung Kabupaten Sukabumi Rusak Parah Sepanjang 20 Meter
“Dulu pernah ada yang ngontrol, pada tahun 2012. Katanya mau segera diperbaiki, cuma sampai saat ini tidak ada realisasinya. Kasihan juga pengguna jalan yang kemalaman, sering banyak kejadian karena jalan licin berlumpur,†tuturnya.
Imusnandar (22) asal Kampung Cikupa RT 16/08, Desa/Kecamatan Lengkong, menambahkan bahwa jalan tersebut saat ini kondisinya kian parah.
BACA JUGA:Â Jalan Rusak, Warga Talaga dan Cimahi Sentil Pemkab Sukabumi
“Sekarang kondisinya semakin parah, kaya kubangan lah jalan itu, apalagi bulan-bulan kemarin curah hujan lumayan juga sering. Di sini sering kejadian pengendara motor yang jatuh karena licin dan bannya mebes menginjak lumpur. Ya, kita mohon pada pemerintah kalau pun tidak diaspal, minimal di balas/diurug sama batu pecah,†imbuh Imusnandar yang juga berprofesi sebagai tukang ojek itu dalam kesempatan sama.