SUKABUMIUPDATE.com - Hidup serba pas-pasan, tidak membuat Juju (41) ibu rumah tangga asal Kampung Mekarsari RT 014/08, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi ini, berdiam diri. Menjadi kuli kasar ia lakoni demi menghidup keluarganya.
Tinggal di rumah tidak layak huni, tak membuat keluarga ini minder. Di dalam rumah bilik bambu tanpa mandi cuci kakus (MCK) itu, tinggal empat jiwa. Juju, suaminya Ujed (65), dan dua anaknya, yakni Aroh (30) dan Arman (24).
BACA JUGA:Â Nek Iyah Warga Kota Sukabumi, Stroke dan Hidup Bersama Anaknya yang Alami Gangguan Jiwa
Ujed yang selama ini menjadi tulang punggung, tak mampu lagi mencari nafkah. Ujed sudah lima tahun alami sakit stroke. Suaminya itu hanya bisa diam tergeletak di dipan rumah.
Belum lagi anaknya Aroh yang mengalami gangguan mental sejak lahir. Hanya Arman yang terkadang membantu tambahan risiko dapur, apabila tenaganya sebagai kuli bangunan dibutuhkan.
Arman, kata Juju kepada sukabumiupdate.com, Selasa (13/6), hanya hanya lulusan sekolah dasar (SD), sehingga sulit mendapatkan pekerjaa. Kenyataan ini, menjadikan beban hidupnya semakin berat. Kendati demikian, sekecil apapun rezeki yang ia terima, Juju selalu bersykur kepada Sang Khalik.
BACA JUGA:Â Pilu, Bocah Lumpuh asal Cibadak Kabupaten Sukabumi yang Tidak Berani Bermimpi
“Alhamdulillah. Untuk hidup sehari-hari, saya kuli sasapu, kuli kokored. Alhamdulillah, upahnya kadang 15 ribu Rupiah, kadang 20 ribu Rupiah. Segitu juga sudah cukup buat makan. Kalau anak saya Arman sedang dapat pekerjaan sebagai kuli bangunan, upahnya bisa menambah panjang supaya dapur tetap ngebul,†Juju bersyukur.
Selain membersihkan rumah dan halaman yang membutuhkan tenaganya, Juju tidak melepaskan waktu begitu saja. Ibu dua anak ini, terkadang mengembala domba milik tetangganya.
BACA JUGA:Â Bapak Bisu, Ibu Lumpuh, Dua Anak Tak Sekolah karena Tiada Biaya, Warga Cioray Kabupaten Sukabumi
Sebagai keluarga kurang beruntung, sebut Juju, keluar hanya memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Juju memiliki sebuah keinginan yang sangat sederhana, namun ia mengaku tidak tahu cara untuk meraihnya. Ia sangat berharap memiliki domba untuk dipelihara.
“Saya selalu bermimpi ingin memiliki domba untuk dipelihara sendiri. Tapi mimpi saya belum terwujud,†ujarnya.
Juju mengatakan, ingin mengajukan keinginannya itu ke pemerintah. Namun ia mengaku tak tahu caranya. “Abdi isin menta ka pamarentah. Tidak tahu caranya,†katanya lugu.