SUKABUMIUPDATE.com - Ngabuburit kali ini, sukabumiupdate.com menyempatkan diri mengunjungi Padepokan Ekek Paeh di Kampung Cijagung Bojong, Desa Gedepangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.
Meski dinamai padepokan, sebenarnya tempat ini lebih menyerupai sanggar seni, dengan penekanan seni Sunda buhun. Di padepokan tersebut, ada sekitar tujuh pria dewasa sedang melakukan aktivitas berbeda dalam mengisi waktu ngabuburit, mulai dari membuat pipa rokok, memilin akar pohon untuk dijadikan tali, hingga membuat alat musik karinding.
BACA JUGA:Â Padepokan Ekek Paeh Kabupaten Sukabumi Mencari Pasar
Di padepokan ini, setiap orang dibebaskan untuk berkreasi, sesuai dengan apa yang disukainya. Namun ada satu keistimewaan dimiliki tempat ini, yaitu secara berkala, Asep Japra (sang pemilik tempat-red) akan mengajak para pemuda yang ada di padepokan melakukan pengajian, dari sudut pandang budaya yang mereka sebut dengan guaran.
Guaran pada dasarnya adalah upaya dalam menarik benang merah, antara budaya Sunda dan agama Islam yang oleh sebagian kalangan kerap dipisahkan karena dianggap tidak sejalan.
Padahal menurut Asep, budaya Sunda yang luhung ini sangat berhubungan dan bisa saling mengisi dengan agama Islam tanpa harus saling menodai. "Islam tak sekadar ageuman (Agama-red), tapi juga jalan keselamatan, sama dengan arti Sunda," tuturnya, Sabtu (10/6).
BACA JUGA:Â Mimpi Pegiat Budaya Sunda, Menggelar Saren Taun di Kota Sukabumi
Asep pun mengatakan, jika budaya dan agama adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Lebih jauh Asep menjelaskan, jika di masa lalu Sunda merupakan sebuah agama yang dalam ajarannya tidak ada satupun yang bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Sunda, tambah Asep, mengajarkan manusia untuk selalu menjaga keselarsan dan keharmonisan, baik dengan sesama manusia, alam, dan Hyang Widhi, atau Tuhan Yang Maha Esa (YME), Allah Subhana wa Taala.
Meski demikian, Asep mengingatkan, tentu kita harus bisa menelanjangi diri sendiri dan menanggalkan semua ego. "Seorang Islam akan selamat pada akhirnya nanti, jika ia benar-benar mengenal Islamnya. Begitupun orang Sunda, ia akan selamat jika mampu mengenal jati Sundanya."