SUKABUMIUPDATE.com - Di bulan suci ramadhan ini, perajin gula merah kelapa asal Keamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, menyiasati waktu menyadap nira dari siang menjadi malam hari sesudah berbuka puasa, dan sesudah sahur pada pagi hari.
Uyat (22) warga Kampung/Desa Cimahpar RT 06/01, Kecamatan Ciracap kepada sukabumiupdate.com, Selasa (6/6) seusai berbuka puasa mengatakan, langkah itu dilakukan karena cuaca lebih sejuk pada malam hari.
BACA JUGA:Â Anjlok 40 Persen, Harga Jual Gula Tebu Pajampangan Kabupaten Sukabumi
“Saya baru tiga bulan menyadap nira. Setiap hari saya memanjat sekitar 50 pohon dengan ketinggian rata-rata 25 hingga 30 meter,†ujar Uyat saat menyadap nira di Perkebunan Citespong yang berada di Kampung Gempol, Desa Cikangkung.
Kalau dikerjakan pada siang hari, ujar dia, akan menguras tenaga dan khawatir akan menganggu kelancaran ibdah puasa. “Bisa-bisa bocor puasanya kalau dikerjakan siang hari,†ucapnya.
BACA JUGA:Â Sudah Tujuh Bulan Harga Gula Merah di Pajampangan Kabupaten Sukabumi Anjlok
Ia mengaku, dari sekitar 50 pohon kelapa yang ia sadap, dapat menghasilkan 150 kilogram nira atau setara 30 kilogram gula merah.
Sementara Yuli (20), istri Uyat, mendukung pergantian pola waktu menyadap yang dilakukan suaminya. “Biar semuanya berjalan lancar antara usaha dan ibadah. Makanya untuk proses membuat gula dialihkan pada malam hari,†ungkap Yuli yang menemani suaminya menyadap nira.Â
BACA JUGA:Â Nira Dungus Teureup Kabupaten Sukabumi Tembus Pasar Luar NegeriÂ