SUKABUMIUPDATE.com - Hidup menyedihkan dialami seorang nenek, bernama Iyah (70), warga Kampung Pasiripis RT 05/12, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Sehari-hari ia hidup serba kekurangan dengan keterbatasan fisiknya, sehingga hanya berharap belas kasihan kerabat atau tetanga.
Iyah mengalami stroke sejak beberapa tahun lalu. Ia tinggal bersama anaknya yang mengalami gangguan jiwa, di dalam rumah seluas 6x8 meter persegi yang jauh dari kategori layak huni.
Dinding rumah terbuat dari bilik bambu dan beratap genteng tua yang telah rusak termakan usia. Jika hujan, air membasahi bagian ruangan dan merendam lantai yang terbuat dari semen seadanya.
Jangankan perabotan yang memadai, rumah Iyah malah tidak dilengkapi kamar mandi atau jamban. Jika hendak buang air besar, dia terpaksa digendong ke WC umum yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
BACA JUGA: Menemani Santap Sahur ‘Mewah‘ Janda Tua Ciracap Kabupaten Sukabumi
Menurut Lurah Subangjaya, Ferry Munggaran, untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Iyah hanya mengandalkan kerabat dan tentangganya yang berbaik hati. Sebab, keluarganya memiliki keterbatasan ekonomi.
“Nek Iyah dibantu adik dan tetangganya untuk makan sehari-hari. Kalau tidak ada yang mengirim makanan, mereka bisa tidak makan seharian,†jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (5/6).
Iyah kata lurah, memiliki dua orang anak, Heri (40) dan Ida (30). Bahkan, Ida yang tinggal di luar Kota Sukabumi baru diceraikan suaminya karena alasan ekonomi. Ironinya, keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan tersebut tidak tercatat sebagai pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Parahnya lagi, rumah Iyah belum mendapat bantuan program rehabilitasi baik dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun pemerintah pusat. â€Kalau bantuan gubernur sudah diusulkan sejak 2014, tapi belum juga cair. Tapi setiap ada bantuan sosial mereka selalu dapat bantuan,†kata Ferry. Â
BACA JUGA:Â Karena Nenek Hidup Bertumpuk dengan Lima Cucu di Kota Sukabumi Ini, adalah Pengecualian
Lurah Ferry pun menyampaikan kondisi keluarga Iyah ke Pemerintah Kota Sukabumi melalui Sekretari Daerah. Bahkan Sekda menggelar rapat bersama sejumlah instansi untuk mengatasi persoalan yang dialami oleh keluarga tersebut.
“Sudah dirapatkan, segera ditangani bahkan kami lakukan penggalangan dana,†kata Hanafie usai menggelar rapat tersebut di Balai Kota.   Â
BACA JUGA:Â Penghasilan Hamid Tuna Netra di Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi Rp8.800 per Hari
Sekda mengakui jika keluarga tersebut tidak masuk dalam program rehabilitas rumah tidak layak huni (rutilahu), kemungkinan karena alasan keterbatasan anggaran. Namun, Nek Iyah  sudah tercatat sebagai peserta JKN BPJS Kesehatan.
"Mengantisipasi agar persoalan sama tidak terjadi, Lurah bersama jajarannya sudah diminta agar semakin ketat mengawasi warganya. Apalagi, di Kota Sukabumi diperkirakan ada sekitar 4.000 rumah tidak layak huni yang perlu diperbaiki," pungkas Hanafie.