SUKABUMIUPDATE.com - Lemah tak berdaya dan terbaring pasrah di pembaringan. Jangankan untuk beraktivitas, bahkan berjalan pun sudah tak kuasa menahan sakit. Lidah pun kelu tertahan, jika berbicara seolah ada yang mengganjal di tenggorokan. Tak hanya itu, bahkan untuk mengunyah makanan pun, terasa pahit dan sulit.
Itulah kondisi yang kini tengah dirasakan Wita Roswita (47), seorang guru honor di Sekolah Dasar Kehidupan Baru (SDKB), salah satu lembaga pendidikan swasta di Kota Sukabumi.
Wita tinggal di Jalan Kopeng, Gang Wargi RT 03/02, Kelurahan Keramat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Ia divonis mengidap tumor mamae atau biasa disebut tumor payudara, sejak lima tahun silam.
BACA JUGA:Â Meninggal Dunia, Penderita Kanker Payudara Asal Cikadu Kabupaten Sukabumi
Kini, dirinya mengaku pasrah bergelut dengan penyakit yang ditakuti kaum perempuan tersebut. Pernah sekali ia melakukan operasi pengangkatan, namun kini kembali terbaring tak berdaya di tempat tidurnya.
"Lima tahun istri saya mengidap tumor mamae. Pernah tujuh bulan lau diangkat, tepatnya di Bunut (Rumah Sakit Umum Daerah/RSUD R. Syamsudin, SH.-red). Namun kembali tumbuh, malah semakin membesar hingga ke leher," tutur Sutisna (50), suami Wita kepada sukabumiupdate.com, Kamis (1/6).
Sutisna mengaku, proses pengobatan masih berjalan sampai saat ini, bahkan sudah dirujuk ke RS Hasan Sadikin, Kota Bandung, untuk di operasi.
BACA JUGA:Â Lagi, Bocah Penderita Tumor asal Cikakak Kabupaten Sukabumi Dapat Bantuan Dana
"Awalnya istri saya bawa ke RS Assyifa, karena menggunakan BPJS Mandiri. Tapi saat di sana harus pindah kelas ke kelas dua, tapi kami tidak sanggup membayar selisih biayanya. Makanya saya bawa kembali ke Bunut," ungkap Sutisna.
Namun kini, lanjut Sutisna, karena penyakitnya semakin parah, sehingga istrinya ia bawa ke RS Hasan Sadikin, dengan menggunakan kendaraan umum.
"Beruntung ada keponakan dan saudara di sana, jadi bisa menginap dan diberi tumpangan mobil. Jadi pas bolak balik Bandung cukup terbantu. Tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan segera dioperasi, soalnya dokter bilang, belum ada kamar dan alatnya rusak. Sampai sekarang belum ada kabar lagi. Ditelepon juga tidak pernah ada jawaban pasti," katanya lirih.
BACA JUGA:Â Butuh Uluran Tangan, Gadis Idap Tumor Asal Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
Kini, guru yang mengabdikan diri sejak 2009 di dunia pendidikan tersebut, lusuh terbujur di pembaringan ditemani suaminya, Sutisna yang berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan dengan penghasilan tak menentu.
"Mau gak mau sekarang saya nganggur, karena harus selalu menemani istri di rumah, soalnya hanya saya sendiri. Saat ini, untuk makan pun hanya mengandalkan pemberian dari kerabat terdekat," ucapnya sambil menahan tangis.
Kini pasangan suami istri tanpa anak ini, sudah tak memiliki harta berharga untuk biaya berobat dan operasi. Bahkan, untuk memikirkannya pun sudah tak kuasa, karena satu-satunya rumah yang ditinggali kini, sudah pula mereka gadaikan.
BACA JUGA:Â Jual Rumah Demi Pengobatan, Penderita Tumor Asal Cimanggu Kabupaten Sukabumi
"Sekarang kami pasrah saja, paling nanti gimana saudara-saudara yang nyumbang. Untuk makan saja sulit, apalagi berobat," keluhnya.
Wita yang kini mengalami kesulitan berbicara dan tak berdaya, berharap segera ada jalan keluar untuk musibah yang sedang ia hadapi, dan bisa segera sembuh.
"Mudah-mudahan cepat sembuh dan ada biaya untuk berobat, saya kangen anak didik dan ingin kembali mengajar," harap Wita.