SUKABUMIUPDATE.com - Keberadaan Pondok Pesantren (Ponpes) Kaligrafi AlQuran Lemka di Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, menarik minat ratusan santri dari berbagai provinsi di Indonesia. Tak hanya itu, bahkan santri dari negara tetangga seperti Malaysia pun, tertarik dan datang untuk mempelajari seni tulisan Arab menjadi sebuah karya Islami bernilai seni tinggi dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Lemka, merupakan pesantren kaligrafi AlQuran pertama di Indonesia, yang mengelola pendidikan dan pelatihan di bidang seni kaligrafi. Sejak dibuka pada 1998 silam, pesantren ini telah melahirkan ribuan seniman kaligrafi yang tersebar di hampir seluruh pelosok negeri.
BACA JUGA:Â Dua Bule Datangi Pesantren Al-Fath Kota Sukabumi, Ada Apa?
Saat ini ada sekitar 130 santri yang menimba ilmu di pesantren tersebut. Kebanyakan mereka berasal dari luar pulau Jawa, yang mengikuti pembelajaran dari para pembimbing secara tidak formal. Tujuannya agar para santri bisa lebih mengeksplor kemampuan melukis ayat AlQuran.
Bahkan teori dan teknik melukis yang diajarkan para ustad, langsung dipraktikan para santri di alam terbuka. Di mana para santri, diajarkan dengan tujuh tingkat pendalaman huruf serta beragam aliran dalam kaligrafi selama satu tahun.
BACA JUGA:Â Santri Kota Sukabumi Dapat Jatah 530 Ribu Kali Baca Shalawat Nariyah
Pengurus Pesantren Kaligrafi AlQuran Lemka, Ohan Jauharuddin menjelaskan, ratusan santri yang mengikuti pembinaan pada 2017 ini, berasal dari 24 provinsi di Indonesia, dan dari Malaysia.
"Ada lima santri dari Malaysia, bahkan yang paling kecil usianya 12 tahun," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (1/6).
Selama mengikuti pembinaan kaligrafi, para santri pun harus mempelajari tujuh jenis khat, yakni naskah, tulus, farisi, jdiwani, itah, ufvi, dan dinijawali. Ketujuh macam khat tersebut diberikan kepada santri selama satu tahun.
BACA JUGA:Â Dasuk, Santri Pajampangan Kabupaten Sukabumi Diundang ke USA Bahas Toleransi Beragama
"Tujuh jenis khat ini ada materi-materi pengembangan cabangnya, yaitu mushaf. Hiasan mushaf ini atau kita bisa lihat sering ada di cover AlQuran," ungkap Ohan.
Sementara, Lafira Binti Muhamad, salah seorang santri dari Malaysia mengaku baru masuk angkatan pada tahun ini. “Baru masuk angkatan tahun ini, sudah hampir delapan bulan banyak yang dipelajari kaligrafi, kitab, saya melihat banyak orang dari luar juga yang datang ke pesantren ini, sekarang angkatan saat ini lima orang,†aku Lafira.
BACA JUGA:Â Sholawat Nariyah Menggema di Langit Sukabumi
Lain halnya dengan Nisfa Juwita, santri asal Aceh ini, saat ditanya mengungkapkan, beberapa tekhnik dalam pembuatan seni kaligrafi tersebut.
“Banyak, kalau di sini, dari mulai kaligrafi, kaidah, tata warna, disain, aplikasinya, kreasi, dan banyak tambahan lainnya. Paling sulit kaidahnya sendiri, karena kaligrafi itu memang sudah ada aturan-aturan bakunya, jadi dari aturan yang sudah dibuat kita harus bisa menulis seperti kaidah yang standar,†terangnya.
Untuk dapat mengerjakan satu kaligrafi dengan berbagai disain, sambungnya, membutuhkan waktu cukup panjang dari lima hingga delapan jam lamanya.
Hingga kini, Pesantren Kaligrafi AlQuran Lemka menghasilkan banyak santri-santri sukses, seperti menjadi guru, dan pelatih kaligrafi di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, mereka pun (para santri) kerap meraih prestasi di hampir setiap kompetisi kaligrafi baik di tingkat nasional maupun internasional.