SUKABUMIUPDATE.com -Â Inten Pratiwi Ambarwati, mengaku sebagai salah seorang warga Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, kirimkan klarifikasi soal Madrasah Ibtidaiyah (MI) Malinggut, Senin (29/5) sore.
“Kebetulan saya masih warga Desa Warnajati. Dan setelah saya konfirmasi kepada beberapa pihak, berita tentang MI itu perlu diklarifikasi,†tulisnya dalam surat elektronik yang dikirim ke redaksi sukabumiupdate.com, namun ia tidak menjelaskan, siapa saja yang telah ia konfirmasi.
Dalam surat klarifikasi itu, Inten mengatakan, ruangan kelas yang difoto sudah tidak digunakan, dan sedang ada pembangunan bertahap, jadi tidak semiris itu. Namun sayangnya, Inten pun tidak melampirkan foto kondisi terkini terkait berjalannya pembangunan di madrasah yang berada di Kampung Pendeuy RT 01/09 tersebut.
Berikut isi lengkap klarifikasi Inten Pratiwi Ambarwati tanpa editing:
Kebetulan saya masih warga desa warnajati, dan setelah saya konfirmasi kpd bbrpa pihak, berita tentang MI itu perlu d klarifikasi.
1. ruangan klas yg d fto itu sudah tidak di gunakan
2. sedang ada pembangunan bertahap
jadi tidak semiris itu, kalaupun berita dibuat sangat miris seperti itu agar mendatangkan bantuan agar pembangunan cepat selesai saya hargai, tapi jika dampaknya malah menjadi negatif untuk desa kami, yang sedang mencoba bangkit, dengan kegiatan2 yang di adakan pemuda itu baik.
kenapa tidak di angkat berita mengenai hasil dari HUT desa maret lalu,
1. karang taruna dan desa mengadakan kelas seni peran setiap jumat sabtu di bale desa warnajati
2. akan mulai diadakan seni gambar/melukis setiap hari minggu
bukan kah itu lebih bagus untuk kemajuan desa???
maaf bukan nya saya menjelekan berita nya, hanya saja kurang sinkron dgn fakta lapangan. mungkin yg d potret hanya bangunan yg hampir roboh pdhl ada pembangunan yg sedang di lakukan.
Diberitakan sebelumnya, Kondisi MI Malinggut Kabupaten Sukabumi Memprihatinkan, Siapa Peduli? Pelajar dan salah seorang pengajar yang juga sebagai Kepala MI Malinggut, Nurdahlan mengaku sedih dengan kondisi madrasah yang dipimpinnya.
"Kami sangat sedih melihat kondisi ruang kelas yang begitu memprihatinkan. Tiga ruang kelas rusak parah, akhirnya kegiatan belajar mengajar di MI Malinggut kurang maksimal terutama kelas III dan IV, karena harus menumpang di ruang kelas milik madrasah tsanawiyah (MTs)," ungkap Nurdahlan.
Ditambahkan Nurdahlan lebih jauh, sebagai pendidik di MI tersebut, dirinya merasa tidak bisa tenang. Ia mengaku khawatir melihat keadaan bangunan yang sudah tidak layak digunakan kegiatan belajar mengajar.
"Harapan kami, ruang kelas rusak berat tersebut segera dibangun atau direhabilitasi. Agar MI Malinggut bisa melaksanakan pembelajaran yang sesuai harapan pemerintah," pungkasnya.